search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penjelasan BMKG Soal Suhu Terik dan Tiba-tiba Hujan di Bali Akhir-Akhir Ini
Senin, 11 November 2024, 17:30 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Penjelasan BMKG Soal Suhu Terik dan Tiba-tiba Hujan di Bali Akhir-Akhir Ini.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Suhu udara di Bali semakin terasa terik, terutama pada siang hari, akibat posisi matahari yang kini berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) dengan puncaknya yang akan terjadi pada 22 Desember 2024. 

Fenomena ini merupakan salah satu tanda bahwa Bali tengah mengalami masa pancaroba, yaitu transisi dari musim kemarau menuju musim hujan.

Menurut Riski Dwi Saputro, Prakirawan Cuaca dari BBMKG Wilayah III Bali, kondisi ini mengakibatkan suhu panas yang sering diikuti dengan hujan pada sore hingga malam hari. 

“Kondisi ini merupakan bagian dari transisi alami cuaca, yang bisa menyebabkan perubahan suhu yang cukup drastis dalam sehari. Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap kemungkinan perubahan cuaca yang cepat,” jelas Riski, Senin (11/11/2024) di Badung.

Berdasarkan data terbaru dari Stasiun Klimatologi Bali di Jembrana, hingga 10 November 2024, dua Zona Musim (ZOM) di Bali telah memasuki musim hujan, yaitu ZOM 431 yang meliputi Tabanan, Gianyar bagian tengah, serta ZOM 432 yang mencakup Gianyar bagian selatan, Tabanan bagian tengah, dan Badung bagian tengah. Diperkirakan, dua ZOM lainnya, yaitu ZOM 422 dan ZOM 419, akan segera mengikuti jejak ini dan memasuki musim hujan dalam waktu dekat.

Fenomena transisi musim ini diperkirakan akan berlangsung hingga Desember 2024. Oleh karena itu, pihak BMKG Bali akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan masyarakat.

Riski juga memberikan beberapa tips untuk mengantisipasi dampak perubahan cuaca yang terjadi selama masa pancaroba ini. Masyarakat diminta untuk menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi air putih secara teratur, serta membawa payung atau jas hujan jika beraktivitas di luar ruangan, mengingat cuaca yang tidak menentu antara terik matahari dan hujan yang bisa datang tiba-tiba.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk memperbarui informasi cuaca secara berkala dari BMKG untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai kondisi cuaca harian. 

“Waspadai potensi risiko kesehatan, seperti dehidrasi atau sakit akibat perubahan suhu mendadak, yang bisa terjadi pada musim pancaroba ini,” ujar Riski.

Menurut Riski, fenomena ini masih terbilang normal dan merupakan bagian dari siklus alam. Namun, masyarakat tetap perlu waspada terhadap dampak kesehatan yang sering muncul selama transisi musim, seperti gangguan pernapasan dan kulit yang lebih sensitif terhadap cuaca ekstrem. 

“Walaupun perubahan cuaca ini normal, kewaspadaan terhadap dampaknya tetap sangat penting,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami