16 Ribu Lansia di Korsel Wafat Saat Menanti Reuni Keluarga di Korut
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Reuni keluarga yang berada di Korea Selatan (Korsel) dengan di Korea Utara (Korut) merupakan momen yang dinantikan orang-orang lanjut usia (lansia) di kedua negara tersebut. Belasan ribu orang yang menginginkan reuni itu bisa terwujud bahkan telah meninggal dalam penantian.
Sekitar 16.000 lansia di Korea Selatan diperkirakan telah meninggal dunia dalam kurun waktu lima tahun terakhir ketika menunggu reuni dengan anggota keluarga mereka yang berada di Korea Utara. Mereka terpisah akibat Perang Korea pada 1950-1953.
Seperti dilansir KBS, menurut data yang dirilis Kementerian Unifikasi hari ini (11/6), setiap tahun sejak Agustus 2018, sekitar 3.400 sampai 3.700 orang sudah tidak ada lagi di dunia ini alias wafat.
Agustus 2018 merupakan reuni keluarga yang berada di Korsel dan Korut yang terakhir yang pernah digelar secara tatap muka. Dari tanggal itu sampai hari ini, terhitung sudah sekitar 16 ribu orang lansia meninggal dunia dalam penantian reuni keluarga lagi.
Adalah Legislator Partai Demokratik, Yang Kyung-sook yang merilis laporan ini. Partai Demokratik sendiri merupakan oposisi dari pemerintah Korsel saat ini.
Sejak Konferensi Tingkat Tinggi Korea pertama pada 2000, Korea Selatan dan Korea Utara sudah mengadakan 21 kali acara reuni. Tapi, acara reuni itu kemudian ditangguhkan.
Penyebabnya adalah hubungan yang tegang antar kedua negara setelah KTT Korea Utara dan Amerika Serikat di Hanoi, Vietnam pada awal 2019, berakhir tanpa ada kesepakatan.
Baca juga:
Barat Disebut Mau Bunuh Zelensky
Sampai akhir Mei 2023, dari 133.680 pemohon yang telah mendaftar kepada pemerintah untuk reuni keluarga, 92.534 orang di antaranya sudah meninggal dunia, atau 69,2 persen dari pemohon reuni.
Sementara itu, di antara 41.146 pemohon yang masih hidup, 31,1 persen di antaranya telah berumur 90 tahun atau lebih dan dari angka ini, mereka yang berusia 80 tahun atau lebih, mencapai 67 persen.
Masalah ini menjadi sorotan dan muncul desakan kuat untuk diselesaikan, karena kian banyak lansia meninggal dunia tanpa punya kesempatan bertemu dengan keluarga mereka yang berada di Korut. Korut yang dipimpin rezim tertutup enggan menggelar acara reuni keluarga.
Legislator Partai Demokratik, Yang Kyung-sook, mengatakan, dalam pembicaraan dengan Korea Utara mendatang patut ditekankan identifikasi apakah kerabat di Korea Utara masih hidup dan memastikan alamat mereka.
"Kedua negara Korea mesti secepat mungkin menggelar acara reuni keluarga yang tercerai berai ini," tutur Yang.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net