search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
18 Koreografer Muda Pentas Pamungkas di Pura Samuan Tiga
Senin, 25 Juli 2022, 15:35 WITA Follow
image

beritabali/ist/18 Koreografer Muda Pentas Pamungkas di Pura Samuan Tiga.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Sebanyak 18 koreografer muda Indonesia peserta ajang Temu Seni bertema tari di Bali menggelar pementasan pamungkas di Pura Samuan Tiga, Sabtu malam (23/7). Seniman mempersembahkan 17 karya yang ditampilkan dalam 3 sesi pertunjukkan.

Tiga belas pementasan yang digelar di Mandala Wisata Pura Samuan Tiga dibagi menjadi 3 sesi; Sesi 1 dihelat siang, Sesi II pada sore dan Sesi III dihelat malam hari yan berakhir pukul 22.00 WITA. 

Sesi siang menampilkan Pementasan 1 Kolaborasi Gede Agus Krisna Dwipayana dan Ayu Anantha Putri dengan komposisi berjudul Nasarin. 
Pementasan 2 Koreografer dan penari Mekratingrum Hapsari dengan judul A Day to Remember dan Pementasan 3: oleh seniman tari Puri Senjani Apriliani bertajuk Fase Tubuh.

Di sesi penampilan berikutnya di sore hari menghadirkan Pementasan 4 Kolaborasi antara Puri Senjani Apriliani, Bathara Swargaloka, Alisa Soelaeman dan Mekratingrum Hapsari dengan komposisi berjudul Tanda Baca. 

Pementasan 5 juga merupakan sebuah kolaborasi berjudul Secret Coco yang dibawakan oleh Ela Mutiara Jaya Waluya, Pebri Irawan, Krisna Satya Utama dan I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra. 

Pementasan 6 oleh I Komang Adi Pranata menghadirkan tari berjudul Lampah. Sesi II di sore hari ditutup oleh penampil  7 Razan Wirjosandjojo dengan komposisi tari berjudul Ayam.

Pada sesi III malam hari pementasan 8 kolaborasi I Komang Adi Pranata, Eka Wahyuni, Yezyuruni Forinti dan Angelina Ayuni Praise dengan karya berjudul Rooted. Pementasan 9 berupa karya tunggal dari Alisa Soelaeman berjudul Suara yang lebih Pelan. 

Pementasan 10 berupa kolaborasi antara Ayu Permata dan Priccilia E.M Rumbiak berjudul Saling Gema. Sementara, pementasan 11, kolaborasi antara Eka Wahyuni dan Bagus Bang dengan karya berjudul Pesona.

Pementasan 12 Kolaborasi Kurniadi Ilham, Gede Agus Krisna Dwipayana, Yezyuruni Forinti dengan komposisi berjudul Sssst! Pementasan 13 sebagai nomor terakhir merupakan kolaborasi Razan Wirjosandjojo, Kurniadi Ilham, Priccilia E.M Rumbiak dan Yezyuruni Forinti dengan karya berjudul Sabung.

Salah seorang penampil dari Solo, Mekratingrum Hapsari menuturkan tentang A Day to Remember, sebuah komposisi solo yang ditampilkan di momen pementasan penutup Temu Seni yang dihelat di Pura Samuan Tiga. 
Ini adalah sebuah karya yang berasal dari pengalaman diri dimana sepanjang berkarya penampil belum pernah menjamah dirinya sendiri, dalam artian materi dan kasus-kasus yang dibawakan cukup berjarak dengan penampil, namun dirinya mengalaminya. 

“Kami ingin memberikan wadah dan ruang dalam pertunjukan ini kepada audiens untuk berpartisipasi dalam mengingat memori-memori yang telah mereka alami dan miliki,” ujarnya.

Sedangkan, Koreografer muda dari Jambi, Kurniadi Ilham menjelaskan tentang karya kolaborasinya yang berjudul Sssst!. Itu semacam paradoks dan kontradiksi. 

Inspirasinya adalah kepedulian dan kekhawatiran kami berempat terhadap situs cagar budaya dan ekosistem yang ada disekitarnya yang dimiliki di tempat kita masing-masing yang terancam dengan kemajuan industri. 

“Kami melihat sebuah kebisingan parah dan eksploitasi mengepung situs-situs itu. Saya bersyukur bisa bergabung di ajang ini, saya rasa berada di Temu Sini ini baru semacam embrio untuk kemudian menumbuhkan masa depan tidak hanya bagi kami sebagai seniman, namun juga dunia seni tari Indonesia,” tutupnya. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami