Alasan Pangeran Saudi Kritik Pidato Pemimpin Hizbullah Soal Palestina
beritabali.com/cnnindonesia.com/Alasan Pangeran Saudi Kritik Pidato Pemimpin Hizbullah Soal Palestina
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pangeran Arab Saudi Abdulrahman bin Mosaad mengungkapkan alasan dirinya mengkritik pidato Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah terkait perang di Jalur Gaza, Palestina.
Abdulrahman menyebut isi pidato Nasrallah hanya ilusi. Bahkan, Nasrallah tak meyakini penyataan yang telah disampaikan kepada publik.
"Semua ilusi yang didasarkan pada slogan-slogan keras dan pidato-pidato yang bergema harus jatuh padanya," ujarnya seperti dikutip The Jerusalem Post, Minggu (5/11).
"Nasrallah tidak mempercayai pidatonya sendiri sampai dia mengatakan bahwa semua upaya harus dilakukan untuk menghentikan perang di Gaza. Mengapa Anda mengatakan apa yang tidak Anda lakukan? Sangat menjijikkan bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan," imbuhnya.
Menurutnya, pernyataan Nasrallah hanya omong kosong. Ia menyebut Nasrallah tidak benar-benar mendukung Palestina.
"Tidak ada keraguan bahwa Poros Perlawanan adalah kebohongan besar. 100.000 rudal dan senjata besar-besaran yang dimiliki Hizbullah, tidak ada hubungannya dengan mendukung perjuangan Palestina," katanya.
Abdulrahman menyebut klaim poros perlawanan telah menangani masalah Palestina selama bertahun-tahun merupakan sarana implementasi agenda Iran di kawasan tersebut.
"Semua yang dikatakan dalam pidato tersebut menghilangkan semua topeng," tandasnya.
Nasrallah menyampaikan pernyataan publik pertama terkait perang Hamas vs Israel yang pecah sejak 7 Oktober lalu.
Dalam pidatonya, Nasrallah ingin segera menghentikan perang di Gaza dan memastikan milisi sekutunya di Palestina, Hamas, memenangkan peperangan.
"Kami mempunyai dua tujuan di depan kami - menghentikan pertempuran karena alasan kemanusiaan dan mencapai kemenangan bagi Gaza dan Hamas," kata Nasrallah.
Pasukan Israel semakin agresif melakukan serangan baik udara maupun darat kepada warga Palestina. Tak hanya ambulans, pasukan Israel menggempur rumah sakit, toko roti, hingga kamp pengungsian.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan warga Palestina yang tewas mencapai 9.488 sejak perang pecah pada 7 Oktober lalu. Sebanyak 3.900 di antara korban tersebut merupakan anak-anak.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net