search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Anak Sebaiknya Tidak Dikasih Kental Manis, Pakar Kesehatan Ungkap Alasannya
Jumat, 24 Februari 2023, 15:45 WITA Follow
image

bbn/CNN Indonesia/Anak Sebaiknya Tidak Dikasih Kental Manis, Pakar Kesehatan Ungkap Alasannya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kental manis tidak disarankan diberikan kepada anak lantaran kandungan gula yang tinggi, rendah protein dan minim gizi, demikian yang dikemukakan Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum.

"Mau dikonsumsi dalam bentuk apapun, baik hanya dijadikan sebagai topping, pelengkap, atau campuran pada makanan maupun minuman, SKM tetap saja bisa membahayakan tubuh," jelasnya dilansir Antara.

Kandungan gula yang tinggi pada kental manis, sambung Tan Shot Yen, bisa menyebabkan obesitas dan diabetes, terutama bila dikonsumsi dalam jangka panjang.

Lebih lanjut ia mengatakan, 45 gram susu kental manis yang diencerkan hingga 150 cc untuk satu kali minum bisa mengandung kurang lebih 20 gram gula.

Sementara, World Health Organization (WHO) merekomendasi konsumsi gula pada orang dewasa sebaiknya tidak lebih dari 25 gram per hari.

Bahaya lain yang juga bisa dialami anak bila mengnsumsi gula secara berlebihan adalah tubuh jadi memerlukan lebih banyak insulin untuk menjaga kadar glukosa dalam darah tetap normal.

Kondisi ini, kata Tan Shot Yen, tentu saja bisa menyebabkan mekanisme insulin terganggu dan sel akan menjadi resisten terhadap efek insulin.

"Seseorang yang mengalami resistensi insulin memiliki kadar insulin dalam darah yang lebih banyak," imbuhnya.

Kadar insulin yang meningkat inilah, kata Tan Shot Yen, dapat menyebabkan banyak glukosa dalam aliran darah yang disimpan dalam sel lemak, sehingga tubuh menjadi cepat gemuk.

Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi yang meningkatkan risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2 atau diabetes melitus.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami