AS, Jepang, dan Korsel akan Adakan Pertemuan Literal Bahas Nuklir Korut
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dikabarkan akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, dan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, guna membahas upaya-upaya untuk membendung program nuklir Korea Utara.
Gedung Putih mengonfirmasi pada Rabu (9/11) bahwa ketiga kepala negara akan bertemu di Kamboja pada Minggu (13/11) di sela-sela kunjungan Biden untuk bertemu dengan para pemimpin negara ASEAN dan kelompok industri G20.
"Ketiga pemimpin akan bekerja untuk 'terus meningkatkan kerja sama trilateral di seluruh Indo-Pasifik, khususnya dalam upaya bersama kami untuk mengatasi ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh program senjata pemusnah massal dan rudal balistik Republik Demokratik Rakyat Korea [atau Korut]," kata Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Sepanjang tahun ini, Korut telah melakukan uji coba rudal balistik dengan lebih intensif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, termasuk rudal yang terbang melewati wilayah udara Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Hal tersebut memicu peringatan pemerintah Jepang kepada penduduk beberapa wilayah untuk segera berlindung.
Uji coba tersebut juga mendorong Presiden Joe Biden untuk menghubungi PM Jepang Kishida dan menegaskan komitmen AS untuk melindungi Jepang.
Beberapa pesawat tempur Korsel dan AS juga berlatih di Laut Kuning sebagai respons. Selain itu, pesawat tempur AS dan Jepang juga melakukan latihan gabungan di Laut Jepang.
Pekan lalu, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa China dan Rusia memiliki pengaruh yang dapat mereka manfaatkan untuk membujuk Korut agar tidak melanjutkan uji coba bom nuklir.
Pejabat itu mengatakan bahwa meski AS telah mengatakan sejak Mei bahwa Korut sedang bersiap melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017, belum ada informasi yang lebih jelas mengenai kapan uji coba itu akan dilakukan.
Korut telah lama dilarang melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan PBB, yang memperkuat sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk mencoba memangkas pendanaan untuk program tersebut. [Antara]
Reporter: bbn/net