AS Klaim Temukan Amunisi Buatan Cina di Medan Perang Rusia-Ukraina
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Amerika Serikat (AS) telah mengonfirmasi bahwa amunisi Cina digunakan di medan perang di Ukraina dan diduga ditembakkan oleh pasukan Rusia. Hal itu berdasarkan sumber dari pemerintah AS.
Sumber pemerintah AS menekankan, masih belum jelas apakah amunisi dipasok oleh Cina. Pihak Washington siap untuk mengambil tindakan jika diverifikasi bahwa Beijing melakukan pengiriman amunisi.
Di tengah segudang ketidaksepakatan antara Amerika Serikat dan Cina, para pejabat AS baru-baru ini mengatakan, Washington memiliki intelijen yang menunjukkan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk mengirim senjata dan amunisi ke Rusia.
"Ini adalah sesuatu yang kami waspadai dan terus awasi dengan hati-hati," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada Kyodo News.
Menurut sumber pemerintah, Amerika Serikat telah memberi tahu beberapa mitranya tentang konfirmasi tersebut. Konfirmasi itu datang saat pemimpin Cina Xi Jinping berencana melakukan perjalanan ke Moskow, Rusia, untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari mulai Senin (20/3).
Dalam perjalanan pertamanya ke Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai pada Februari tahun lalu, Xi Jinping secara luas diperkirakan akan menegaskan kembali hubungan dekatnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam pembicaraan dengan Xi, Presiden AS Joe Biden memperingatkannya tentang konsekuensi serius jika Cina memberikan dukungan militer kepada Rusia untuk perangnya di Ukraina.
Baca juga:
Joe Biden Respons Perintah Tangkap Putin
Pemerintah AS telah menentukan bahwa amunisi yang ditemukan di Ukraina diproduksi di Cina setelah menganalisis komposisinya dan faktor lainnya, kata sumber tersebut. Namun, mereka tidak mengungkapkan jenis amunisi apa yang ditemukan.
Dengan perang di Ukraina yang memasuki tahun kedua, konfirmasi tersebut dapat semakin memicu ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina. Biden mengatakan awal pekan ini bahwa dia berharap untuk segera berbicara dengan Xi, tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang akan dibahas.
Cina semakin berusaha menampilkan dirinya sebagai perantara perdamaian yang netral dan berulang kali menolak niat untuk memasok Rusia dengan senjata untuk perang dengan Ukraina. Tapi Cina tidak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Saat pertempuran di Ukraina timur meningkat, pejabat AS mengatakan bahwa pasukan Rusia dan Grup Wagner, pasukan tentara bayaran yang berjuang untuk Kremlin, telah bermasalah dengan isu kekurangan peluru.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net