Asosiasi Dokter Medis Dunia Tegaskan IDI Wakil RI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Asosiasi Dokter Medis Dunia (WMA) menegaskan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) satu-satunya perwakilan di Indonesia yang sah menjadi anggota organisasi tersebut. Kehadiran Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) yang menjadi tandingan IDI sebagai perwakilan asosiasi dokter di RI terus menjadi perdebatan.
Polemik kedudukan PDSI pun kian menjadi sorotan ketika Asosiasi Dokter Medis Dunia (WMA) menyelenggarakan International Code of Medical Ethics (ICoME) di Jakarta Selasa (5/7) kemarin.
IDI ditunjuk WMA menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi asosiasi dokter medis dunia yang dihadiri lebih dari 100 negara anggota. Konferensi yang diselenggarakan secara hybrid itu membahas masalah etik kedokteran dalam dunia masa kini.
WMA merupakan satu-satunya konfederasi dari 161 asosiasi dokter negara-negara di dunia, termasuk IDI dari Indonesia. Sementara itu, Aliansi Profesi Kesehatan Dunia (WHPA) merupakan aliansi profesi tenaga kesehatan termasuk, perawat, dokter gigi, farmasi, dan terapis sedunia. Mereka masing-masing berasal dari organisasi profesi yang menaunginya.
Dalam pernyataannya di Jakarta, Sekretaris Jenderal WMA, Otmar Kloiber, menegaskan masing-masing negara memiliki satu asosiasi dokter medis dan biasanya organisasi tersebut juga menjadi perwakilan negara itu di organisasinya.
"Dan sekarang di Indonesia, sejak 1953, adalah IDI yang mewakili negaranya sebagai anggota (WMA) dan memiliki fungsi utama, yaitu melindungi hak pasien dan dokter dalam menerapkan kode etik yang sesuai (dalam dunia medis)," kata Otmar di Jakarta Pusat, Selasa (5/7).
"Asosiasi Medis Indonesia IDI memiliki peran sangat penting dalam menegakkan standar-standar etik (medis) dan di sini, IDI yang menjadi anggota (WMA) memiliki peran itu, dan bersama kami akan membahas masalah-masalah (di dunia medis masa kini) dalam pertemuan ini," paparnya menambahkan.
Sebelumnya, IDI menyatakan bahwa WMA hanya mengakui asosiasinya sebagai satu-satunya organisasi profesi medis perwakilan dari Indonesia.
IDI juga mengaku sebagai salah satu anggota WMA, organsiasi itu dilibatkan pula dalam penyusunan revisi kode etik kedokteran internasional. Delegasi dari IDI yang diwakili dr Pukovisa Prawiroharjo, SpS(K), PhD; Dr dr Eka Ginanjar, SpPD; dan Prof Dr dr Sukman Tulus Putra, SpA(K) turut membagikan pengalaman di Indonesia termasuk dengan adanya Fatwa Etik Kedokteran Indonesia dan regulasi terkait.
CNNIndonesia.com sudah menghubungi salah satu pendiri Persatuan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) Jajang Edi Prayitno untuk meminta tanggapan terkait pernyataan WMA. Namun hingga berita ini dipublikasi, mantan staf khusus Terawan Agus Putranto itu belum merespons.
Sementara itu, konferensi WMA turut dihadiri sejumlah tokoh kedokteran global yang berperan penting dalam penyusunan kode etik kedokteran internasional, diantaranya Bendahara WMA, Prof Ravindra yang juga mendalami etika kedokteran telemedis.
Dr Ramin Parsa-Parsi sebagai inisiator dari perubahan deklarasi Geneva dan International Code of Medical Ethics yang saat ini sedang direvisi dan Prof Urban Wiesing juga hadir dalam pertemuan WMA di Jakarta kemarin. Prof Wiesing merupakan salah satu inisiator Deklarasi Helsinki yang saat ini menjadi rujukan seluruh komite etik penelitian seluruh dunia termasuk Indonesia.
Konferensi dokter dunia itu juga dihadiri lebih dari 100 perwakilan asosiasi dokter medis dari berbagai negara.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net