Banjir Surut, Cina Kini 'Dihantui' Wabah Hewan dan Tanaman
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Wabah penyakit tanaman dan hewan mengancam Cina, usai air banjir mulai surut di beberapa daerah pedesaan di wilayah utara.
Menteri Pertanian Cina, Tang Renjian, mengatakan pemerintah daerah harus meningkatkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian wabah penyakit yang disebabkan oleh hewan mati, hama dan serangga.
Renjian mengatakan genangan air banjir harus dikurangi dan air banjir di lahan tanaman harus segera dikeringkan, untuk meminimalkan kerugian panen.
Usai banjir parah yang melanda Provinsi Hebei, banyak hewan ternak seperti babi dan domba yang terdampak, termasuk tanaman-tanaman pertanian yang rusak.
"Departemen pertanian dan pedesaan di semua tingkatan harus menilai situasi bencana secara akurat, membantu petani yang terdampak, dan mencegah kemiskinan akibat bencana," kata Tang, seperti dikutip The Guardian.
Di Zhouzhou, salah satu kota terparah yang terdampak banjir di Provinsi Hebei, para pekerja dengan pakaian hazmat menyemprotkan desinfektan di beberapa area untuk mencegah penyebaran penyakit.
Hujan lebat dan banjir selama dua pekan terakhir juga menyebabkan terputusnya pasokan air bersih di beberapa daerah di pedesaan. Di kota-kota lain di Hebei seperti Shijiazhuang, pipa air dan sumur juga rusak akibat banjir.
Kementerian Sumber Daya Air Cina telah mengumumkan tanggap darurat, untuk memulihkan pasokan air minum dengan cepat, termasuk menyiapkan titik pasokan dan mengirimkan truk air.
Provinsi Hebei yang berbatasan dengan ibu kota Beijing, diguyur hujan lebat akibat dihantam Topan Doksuri. Di Beijing, 33 orang meninggal dunia akibat banjir besar.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net