search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Berkaca Pada Meninggalnya Anak Dibully, Ini Gejala Depresi pada Anak
Jumat, 22 Juli 2022, 15:38 WITA Follow
image

bbn/difabel.tempo.co/Berkaca Pada Meninggalnya Anak Dibully, Ini Gejala Depresi pada Anak

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Seorang bocah SD di Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia karena depresI setelah dibully. Bocah tersebut diduga mengalami perundungan dari teman-temannya dengan cara dipaksa menyetubuhi kucing.

Bocah tersebut berinisial F, yang menghembuskan napas terakhirnya di RSUD SMC Tasikmalaya. Perundungan yang dilakukan teman-temannya itu juga direkam dan disebar hingga viral di media sosial.

Hal itu membuat sang bocah kemudian mengalami trauma dan penurunan kondisi psikis. F kemudian depresi atas perundungan tersebut, terlebih aksinya menyetubuhi kucing beredar di media sosial.

Depresi itu membuat korban tidak mau makan. F kemudian mengeluhkan sakit pada tenggorokannya dan dibawa ke rumah sakit, menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit saat menjalani perawatan.

Lantas, seperti apa gejala dan dampak depresi pada seorang anak? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Depresi pada anak bisa membatasi kemampuannya dalam melakukan aktivitas secara normal. Kondisi tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor.

Mulai dari perundungan atau bullying yang terjadi di lingkungannya, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, perceraian orang tua, kematian orang terdekat, hingga gangguan mental seperti bipolar, autisme, atau bahkan OCD.

Secara umum, gejala depresi pada anak sering kali tidak disadari oleh orang-orang disekitarnya. Hal tersebut karena anak belum bisa menyampaikan perasaannya dengan baik. Oleh sebabnya, orang tua harus pandai mencermati perubahan emosi dan perilaku pada anak.

Melansir dari Alodokter, gejala depresi pada anak bisa dibagi menjadi dua aspek yaitu gejala fisik dan gejala mental.

Gejala fisik

Anak yang mengalami depresi bisa memperlihatkan gejala fisik seperti sering sakit kepala, sakit perut, berat badan tidak stabil bahkan menurun, nafsu makan berkurang atau justru bertambah dengan cepat, terlihat letih dan lesu, serta sulit untuk tidur.

Gejala mental

Tidak hanya terlihat dari gejala fisik, anak dengan depresi juga bisa berdampak pada kondisi mentalnya. Beberapa gejala mental yang muncul pada anak yang mengalami depresi di antaranya:

1. Tantrum atau mudah mengamuk terlebih pada saat dirinya dikritik

2. Terlihat sedih bahkan sampai putus asa

3. Tidak mau melakukan aktivitas seperti menyelesaikan tugas-tugas sekolah

4. Kehilangan minat dalam melakukan hobi atau aktivitas yang sebelumnya digemari

5. Enggan melakukan interaksi atau bergaul dengan teman-teman sebayanya, bahkan dengan keluarganya

6. Kehilangan konsentrasi

7. Muncul perasaan bersalah dan pikiran untuk menyakiti diri sendiri

8. Muncul anggapan bahwa dirinya tidak memiliki nilai atau tidak berharga

9. Gelisah dan cemas

Para orang tua harus pintar melakukan pengawasan kepada anak-anaknya terlebih jika menunjukkan gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Anak bisa dicurigai mengalami depresi apabila gejala-gejala tersebut berlangsung hingga lebih dari dua minggu dan bisa mengganggu aktivitas anak sehari-hari.

Depresi pada anak ini bisa sangat berbahaya jika dibiarkan semakin parah karena bisa membahayakan nyawanya.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami