search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dampak MotoGP Mandalika, Perputaran Uang di Daerah Rp606 M
Jumat, 9 September 2022, 14:09 WITA Follow
image

beritabali/ist/Dampak MotoGP Mandalika, Perputaran Uang di Daerah Rp606 M.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Gelaran MotoGP di Mandalika beberapa waktu lalu berdampak secara ekonomi pada perputaran uang di daerah mencapai Rp606 miliar.

"Event MotoGP Mandalika Februari lalu, memberi multiplier effect bagi ekonomi lokal yang mencapai Rp 606 miliar," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam Forum Investasi 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Labuan Bajo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat, (9/9).

Selama acara berlangsung 24.678 kamar terisi oleh para tamu dan wisatawan. Padahal potensi penonton MotoGP mencapai 100 ribu orang. Sehingga hal ini perlu menjadi bahan evaluasi pemerintah dan para pelaku usaha sektor pariwisata.

"Potensi jumlah penonton mencapai 100.000 orang, kita mampu memenuhi 25 persen kebutuhan kamar ini menjadi contoh potensi yang perlu dicermati," kata dia.

Lalu jika dilihat dari lama menginapnya wisatawan di Mandalika, Labuan Bajo, dan Kupang kata Luhut sudah cukup baik. Rata-rata mereka menginap 3-5 hari. Sementara itu untuk tujuan wisata ke Borobudur dan Danau Toba hanya sekitar 1-2 hari saja.

Dari sisi jumlah uang yang dibelanjakan selama berwisata di Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Kupang, rata-rata bisa membelanjakan hingga USD 500 - USD 1.000 dalam setiap kali kunjungan. Namun untuk di kawasan Danau Toba masih sangat minim.

"Sedangkan untuk danau Toba pengeluaran wisata masih terbilang minim.

Maka, Luhut menilai perlu adanya optimalisasi pembangunan pada sektor pariwisata. Khususnya dari sisi aksesibilitas, amenitas, dan atraksi.

Hanya saja, sumber dananya tidak dapat hanya mengandalkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Melainkan butuh sokongan dalam bentuk investasi.

"Sumber dananya tidak dapat hanya mengandalkan dari APBN dan APBD saja, tetapi tentunya dari investasi baik dalam maupun asing," pungkasnya. (sumber: liputan6.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami