Dibayangi Krisis, Tren Wisata Bergeser: 'Low Budget' Minggir
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Ancaman krisis baik dari sisi pangan dan energi secara global membayangi industri pariwisata ke depan yang mengakibatkan biaya pariwisata meningkat dipicu mahalnya harga energi dan makanan.
Namun, proyeksi atas kondisi tersebut membuat tren pariwisata bergeser dari sebelumnya menekankan kuantitas, biaya murah (low budget) ke arah kualitas.
"Sehingga diharapkan juga ada dampak bagi masyarakat dan lingkungan. Ini yang yang kita harus hadapi bersama dengan bergandengan tangan," ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno usai membuka World Tourism Day (WTD) yang dirangkaikan dengan pertemuan G20 tingkat Menteri Pariwisata, Selasa (27/9/2022) di Nusa Dua, Badung, Bali.
Hal ini juga yang menjadi bahasan selama pertemuan 2 hari bersama UN World Tourism Organization (UNWTO) dan pemangku kepentingan industri pariwisata yang mengusung tema 'rethinking tourism'. Menurut Sandi, rethinking tourism yang menjadi tema menginspirasi diskusi yang mengarah pada tren pariwisata kedepan, bagaimana dampak pariwisata terhadap kesejahteraan, dan bagaimana perannya dalam pembangunan.
Di sisi lain, juga dibahas mengenai dampak pariwisata, seperti sampah plastik, penggunaan energi baru terbarukan, dan implementasi kebijakan pariwisata yang ramah lingkungan yang merupakan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
"Event ini menghadirkan panel diskusi dan multi stakeholders bertema 'rethinking tourism as a key element of recovery' dan diskusi dengan tema 'tourism that we want' yang menghadirkan pakar pariwisata Bali, negara-negara UNWTO yang diundang," sebutnya.
Maka itu, 2 usulan dari Indonesia yang ditonjolkan adalah pariwisata berkelanjutan dan desa wisata yang disebut sebagai gelombang baru pariwisata yang berbasis green tourism. Hal ini sudah dideklarasikan Kemenparekraf dengan membuat 2 pilot project di 2 destinasi unggulan yakni Binta Resort dan ITDC untuk menerapkan green tourism tersebut.
"Di Nusa Dua bapak presiden sudah tentukan sebagai pilot project kendaraan listrik dan disiapkan insentif. Sehingga 2030 tidak terlalu muluk-muluk Bali seluruhnya sudah diisi kendaraan berbasis baterai," ujarnya.
Selain itu, dalam pertemuan ini disepakati Bali Guidelines sebagai bagian dari pariwisata berkelanjutan dengan penerapan 5 kerangka aksi yang ditawarkan Indonesia ke dunia.
"Sesuai dengan pernyataan presiden kita harus perkuat SDM, fokus kepada UMKM, kita harus tingkatkan keberpihakan kepada kaum muda dan perempuan digitalisasi sebagai bagian dari inovasi dan teknologi, ekonomi hijau dengan desa-desa wisata destinasi yang berkelanjutan yang terus kita tingkatkan," jelasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rob