search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Geger Trump Sebut AS Masuk Neraka, Putin Angkat Bicara
Senin, 10 April 2023, 13:08 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Geger Trump Sebut AS Masuk Neraka, Putin Angkat Bicara

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat ditahan oleh pengadilan, sebelum menjalani persidangan atas 34 dugaan kasus kejahatan yang telah ia lakukan.

Trump ditahan terkait kasus suap untuk menutupi sejumlah informasi negatif saat mencalonkan diri sebagai Presiden AS pada 2016. Kabar penahanannya pun membuat heboh masyarakat dunia.

Setelah "dilepas" ia pun mengumpulkan massa di kediamannya di Florida. Trump bahkan berujar "Amerika bakal masuk neraka" akibat segala bentuk tuduhan yang disematkan kepadanya.

Ada total 34 tuduhan kejahatan oleh kantor Jaksa Distrik Manhattan Alvin Bragg, terhap dirinya. Salah satunya kasus 'uang tutup mulut' senilai US$ 130.000 (sekitar Rp1,9 miliar) ke aktris dewasa Stormy Daniels.

Sebagai pimpinan AS, Trump diketahui selalu memberikan arah kebijakan yang positif ke Rusia bahkan setelah dimulainya perang di Ukraina pada 24 Februari 2022. Lalu apa kata Putin terhadap penangkapannya?

Rusia sebenarnya menolak mengomentari penangkapan mantan Trump. Namun, beberapa analis percaya ada lebih banyak alasan di balik keheningan Moskow untuk tidak ikut campur dalam urusan negara lain.

"Kami tidak menganggap diri kami berhak mencampuri urusan dalam negeri Amerika Serikat dengan cara apa pun," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menurut outlet media pemerintah Rusia TASS yang dikutip Newsweek, Minggu (9/4/2023).

"Kami percaya bahwa AS juga tidak berhak mencampuri urusan kami. Oleh karena itu, kami tidak ingin mengomentari ini," tuturnya.

Meski demikian, menurut Profesor Mark N. Katz dari Fakultas Kebijakan dan Pemerintahan George Mason University Schar, sikap Rusia itu tak lazim. Ini karena Rusia telah mengomentari urusan dalam negeri negara lain sejak dulu.

"Sejak zaman Soviet, Moskow telah mengklaim bahwa, tidak seperti Washington, ia tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, meskipun sebenarnya Moskow telah melakukannya," kata Katz.

"Dengan tidak mengomentari kesulitan Trump, saya menduga Moskow mungkin berusaha untuk mendapatkan perlakuan timbal balik dari Partai Republik pro-Trump khususnya untuk tidak 'mencampuri' urusan dalam negeri Rusia dengan mengkritik Putin," tambahnya.

Putin pernah mengomentari dua berita terbesar di AS selama beberapa tahun lalu. Pertama merujuk pada protes Black Lives Matter (BLM) dan kedua, terrait kerusuhan 6 Januari 2021 di US Capitol.

Ketika ditanya oleh seorang reporter tentang tindakan keras Rusia terhadap perbedaan pendapat politik, Putin mengatakan Rusia berusaha menghindari apa yang disebutnya kekacauan, gangguan, dan pelanggaran hukum, yang dialami AS selama protes BLM.

Pemimpin Rusia itu kemudian mempertanyakan perlunya penangkapan para perusuh 6 Januari, mengatakan orang-orang yang dituduh datang ke Capitol AS hanya dengan "tuntutan politik" dan diperlakukan sebagai "teroris domestik."(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami