Kali Pertama, Jepang Setujui Penggunaan Pil Aborsi Mefeego
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pemerintah Jepang untuk pertama kalinya menyetujui penggunaan pil aborsi Mefeego. Negeri Sakura bahkan disebut segera menyetujui produksi dan penjualan pil tersebut, sebagai alternatif prosedur bedah untuk aborsi.
Kementerian Kesehatan Jepang mengumumkan langkah itu usai panel sekunder meninjau 12 ribu komentar publik yang dikumpulkan secara daring.
Peninjauan itu sendiri dilakukan setelah produsen obat Inggris Linepharma mengajukan persetujuan atas paket pil Mefeego pada Desember 2021 lalu.
Mefeego merupakan paket pil aborsi yang disebut bisa menjadi alternatif aborsi aman di Jepang. Paket ini mencakup dua jenis obat, yakni mifepristone dan misoprostol. Obat-obat ini dimaksudkan untuk dikonsumsi secara oral dalam sembilan minggu pertama masa kehamilan.
Meski begitu, keputusan mengenai harga dan aturan soal persetujuan penggunaan Mefeego hingga kini masih diperdebatkan.
Direktur Lembaga Literasi Hak Kesehatan Reproduksi di Jepag, Kumi Tsukahara, menyambut keputusan Kemenkes mengenai perizinan pil ini. Namun, dia mewanti-wanti bahwa obat tersebut tak bisa sembarangan diakses oleh publik.
Menurut Tsukahara, pemerintah mesti membuat sistem terpisah untuk melatih praktisi medis mengenai cara-cara berkomunikasi kepada pasien tentang aborsi, serta mengenai risiko penggunaan pil aborsi.
"Sangat penting bahwa mereka membantu pasien memahami apa yang aman dan apa yang tidak, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan sendiri," kata Tsukahara, seperti dikutip dari Japan Times.
Pil aborsi ini nantinya bakal diberikan kepada institusi medis di Jepang. Pemerintah selanjutnya bakal membuat pedoman bagi dokter dan memberikan informasi publik mengenai obat tersebut.
Dalam beberapa waktu terakhir, Jepang dihujani kritik karena dianggap tertinggal dari negara-negara lain yang telah lebih dulu mengizinkan penggunaan pil aborsi.
Pil aborsi memang telah digunakan di lebih dari 80 negara selama sekitar 30 tahun karena penggunaannya telah mendapat izin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di Jepang sendiri saat ini hanya mengizinkan prosedur bedah pada tahap awal kehamilan sebagai satu-satunya opsi aborsi aman negara itu.
Mefeego pun nantinya tak akan ditanggung oleh asuransi kesehatan nasional Jepang. Perempuan juga harus mengonsumsinya di bawah pengawasan medis.
Biaya untuk pil aborsi itu juga kemungkinan lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya aborsi. Lebih dari itu, penggunaan pil aborsi juga mesti diatur sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan Ibu Jepang.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net