search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kapal AS Seliweran di Selat Taiwan Lagi Usai Cina Simulasi Perang
Senin, 17 April 2023, 13:30 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Kapal AS Seliweran di Selat Taiwan Lagi Usai Cina Simulasi Perang

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kapal perang Amerika Serikat, USS Milius, kembali berlayar di Selat Taiwan pada Minggu (16/4) beberapa hari usai Cina menyelesaikan simulasi perang. Armada ke-7 Angkatan Laut AS menyatakan aktivitas itu sebagai transit rutin di Selat Taiwan dan menegaskan kebebasan navigasi.

"[USS Milius melakukan] transit rutin di perairan di mana kebebasan navigasi dan penerbangan laut lepas berlaku sesuai dengan hukum internasional," demikian pernyataan resmi Angkatan Laut AS, Senin (17/4), seperti dikutip Reuters.

Transit kapal tersebut, lanjut pernyataan itu, menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Sebelumnya, kapal USS Millius melintasi Selat Taiwan saat Cina menggelar simulasi perang dekat Taiwan pada 10 April lalu.

Cina menyatakan tindakan itu ilegal dan menyebut kapal tersebut menyusup.

"Kapal perang AS, USS Milius, secara ilegal menyusup ke perairan yang berdekatan dengan Karang Meiji di Kepulauan Nansha Cina tanpa persetujuan dari pemerintah Cina," kata juru bicara Komando Pangkalan Selatan militer Cina, Tian Junli, seperti dikutip AFP.

Pada 8-10 April, Cina menggelar simulasi perang usai Presiden Taiwan Tsai Ing Wen bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy di Los Angeles pada 5 April.

Pertemuan tersebut terjadi saat Tsai singgah di AS dalam perjalanan pulang dari Guatemala dan Belize.

Cina sebetulnya sudah memperingatkan ke AS dan Taiwan bahwa mereka akan mengambil tindak tegas, jika pertemuan itu berlangsung. Namun, kedua pihak itu abai.

Pemerintah Beijing menilai pertemuan itu sebagai bentuk mendukung kemerdekaan Taiwan.

Selama ini, Cina menganggap Taiwan sebagai bagian dari kedaulatannya. Mereka akan terus mempertahankan pulau itu dengan cara apa pun, bila perlu dengan paksa, sementara Taiwan gigih ingin memerdekakan diri.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami