Kapal Perang AS Berlayar di Selat Taiwan, Cina Siaga Tinggi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Kapal perang Amerika Serikat berlayar di Selat Taiwan pada Minggu (16/4), beberapa hari setelah Cina menggelar simulasi perang. Cina pun langsung siaga tinggi.
Angkatan Laut AS menyatakan kapal USS Milius mereka digunakan untuk "menggelar transit rutin di Selat Taiwan pada 16 April, di mana kebebasan berlayar dan terbang diterapkan sesuai hukum internasional."
"Kapal itu singgah melalui koridor di Selat [Taiwan] itu sangat jauh dari laut teritorial negara mana pun."
Ini merupakan kali pertama kapal perang AS melintas perairan yang memisahkan Cina dan Taiwan.
Juru bicara militer Cina,Shi Yi, lantas mengatakan tentara mereka di area itu, "masih di level siaga tinggi setiap waktu dan akan mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional, serta perdamaian dan stabilitas kawasan."
Cina menyatakan mereka sudah memantau pergerakan kapal AS itu. Menurut mereka, AS melebih-lebihkan transit kapal tersebut.
Operasi kali ini digelar usai Cina mengadakan simulasi perang untuk menyerang Taiwan. Negeri Tirai Bambu melancarkan simulasi itu sebagai tanda protes atas pertemuan Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen, dengan Ketua Dewan Perwakilan AS, Kevin McCarthy, saat ia singgah di Los Angeles dua pekan lalu.
Cina sebenarnya sudah sejak lama memperingatkan bakal mengambil tindakan tegas jika Tsai benar-benar bertemu McCarthy.
Tak lama setelah lawatan itu, Cina pun langsung menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan selama berhari-hari.
AS memang menjalin relasi dengan Cina dengan catatan mereka mengakui prinsip "Satu Cina" yang terus digaungkan Beijing.
Berdasarkan prinsip itu, AS seharusnya hanya mengakui Cina, dan tak ada negara Taiwan. Sejak kedua negara membangun hubungan diplomatik, AS pun tak pernah secara terang-terangan membela Taiwan.
Namun, AS mulai terbuka memasang badan untuk Taiwan pada 2018, ketika mereka meneken Undang-Undang Relasi Taiwan (TRA).
Berdasarkan TRA, AS dapat menjalin hubungan dengan "rakyat Taiwan" dan pemerintahnya, tanpa menjelaskan secara spesifik pemerintahan yang dimaksud.
Sebagaimana dilansir Reuters, TRA juga menegaskan bahwa AS mau menjalin hubungan diplomatik dengan Cina atas dasar pemahaman bahwa "masa depan Taiwan" akan ditetapkan dengan damai.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net