search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kota Chengdu Lockdown, Viral Potret Panic Buying
Sabtu, 3 September 2022, 11:23 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Kota Chengdu Lockdown, Viral Potret Panic Buying

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pandemi Covid nyatanya hingga kini belum berakhir. Sejumlah wilayah bahkan mengalami peningkatan kasus yang cukup siginifikan.

Penduduk Kota Chengdu di Sichuan, China, kini harus melakukan lockdown atau karantina wilayah akibat peningkatan kasus Covid. Pemerintah setempat mengumumkan kampanye pengujian massal di kota mulai 1 hingga 4 September 2022 dan memerintahkan orang untuk tinggal di rumah.

Melansir dari Whats on Weibo, selama 7 hari terakhir kota tersebut melaporkan total 606 kasus positif baru. Jumlah tersebut hampir sepertiga dari semua kasus baru yang dilaporkan di daratan China minggu ini.

Supermarket lokal pun mengalami peningkatan pembeli yang datang untuk membeli bahan makanan sejak 29 Agustus, ketika desas-desus lockdown mulai tersebar. Pihak berwenang sudah mengingatkan untuk tak melakukan panic buying namun hal ini tak dihiraukan.

Banyak gambar viral di media sosial yang menunjukkan orang-orang memborong daging, sayuran, kondom, bahkan ayam hidup. Hal ini seperti yang tampak dalam cuitan akun Twitter @manyapan yang sudah mendapatkan lebih dari 26 ribu likes hingga Sabtu (3/9/2022).

Dalam foto-foto yang beredar luas di media sosial, tampak orang-orang berdesakan menyerbu supermarket. Banyak orang yang memenuhi bagasi mobilnya dengan makan hingga menggantungkan ayam-ayam hidup di atas kendaraannya.

Rak-rak produk makanan, kulkas, hingga meja berisi daging segar habis diborong. Bahkan ada potret di mana pintu kulkas hampir copot. Warganet yang memulai desas-desus soal karantina wilayah pada 29 Agustus 2022 akhirnya ditahan keesokan harinya karena dianggap memprovokasi masalah.

Warganet tersebut menerima hukuman 15 hari dengan denda 1000 Yuan atau sekitar Rp2,1 juta. Pemerintah kemudian juga menghapus tagar Chengdu Lockdown.

Warganet juga berbagi kekhawatiran mereka tentang situasi ini. Pasalnya, lockdown yang terjadi di Shanghai awalnya disebutkan hanya untuk 5 hari namun justru berakhir 2 bulan.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami