search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
KRI Ki Hajar Dewantara 364 di Buleleng Akan Ditenggelamkan
Selasa, 27 September 2022, 21:44 WITA Follow
image

beritabali/ist/KRI Ki Hajar Dewantara 364 di Buleleng Akan Ditenggelamkan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

KRI Ki Hajar Dewantara 364 milik TNI-AL direncanakan akan ditenggelamkan di perairan Desa Pacung, Kecamatan Tejakula Buleleng dan akan dijadikan sebagai wisata selam kapal perang yang melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, dan Bali Tourism Board (BTB). 

Penjabat (PJ) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana usai memimpin rapat koordinasi pembahasan rencana penenggelaman kapal perang  TNI AL KRI Ki Hajar Dewantara 364 di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Selasa 27 September 2022 mengungkapkan, kerja sama tiga pihak tersebut akan menjadi pijakan dalam mengelola sebuah destinasi baru. 

Dalam bentuk wisata bahari melalui penenggelaman kapal TNI AL. Hingga saat ini, kerjasama berjalan dengan cukup baik. Seluruh pihak telah mengetahui porsi keterlibatan serta target kerja masing-masing.

"Kita di Buleleng sudah menyiapkan surat permohonan hibah. Setelah itu ini harus dikelola dengan kerjasama tiga pihak. Karena perairan itu kewenangan provinsi, sementara kapal menjadi milik Pemkab karena sudah dihibahkan. Pengelolaannya dari BTB," ungkap Lihadnyana.

Sebelum ditentukan di perairan Desa Pacung, terdapat dua alternatif penenggelaman yaitu perairan Desa Bondalem dan Desa Pacung. Dua tempat tersebut sama-sama berada di wilayah ujung timur Buleleng yaitu Kecamatan Tejakula. 

Setelah mendengarkan kajian dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL), akhirnya Desa Pacung dinilai lebih tepat. Keputusan ini diambil karena perairan dan lahan darat menjadi satu kesatuan. Lahan di daratan itu pun harus tanah milik desa adat atau pemerintah. 

"Tidak boleh milik perorangan. Karena di darat BTB akan membangun sarana prasarana semacam museum. Akan ditempatkan replika kapal perang eks TNI AL yang ditenggelamkan. Begitu kaitannya," ucap Lihadnyana.

Lebih lanjut, Lihadnyana mengatakan bahwa perjanjian kerjasama akan segera diselesaikan. Permohonan hibah juga akan segera diajukan ke Kementerian Keuangan dan atau Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Dirinya juga menjelaskan bahwa BTB akan membiayai penuh proses ini. Mulai dari merestorasi kapal, membawa ke titik penenggelaman, hingga proses penenggelaman. 

"Pemeliharaan setelahnya juga bagian dari tanggung jawab BTB. Nanti dari tiga pihak ini pengelolanya BTB. Kemudian akan ada kontribusi ke Buleleng dan Pemprov Bali. Jelas kalau dari Pemkab Buleleng diharapkan yang bekerja adalah orang-orang Buleleng," beber Lihadnyana.

Wakil Sekretaris BTB Freddy SPS mengungkapkan rencana pengelolaan lokasi wisata selam ke depan, dimana proyek tersebut bukan sekedar penenggelaman kapal, akan ada ekosistem baik penginapan, tempat makan, dan wisata bahari lainnya di sekitar lokasi. 

Ekosistem ini tentu akan melibatkan masyarakat sekitar. Yang paling menarik dari pengelolaan wisata selam kapal perang milik Buleleng adalah akan adanya museum dari kapal yang akan ditenggelamkan. 

"Ini akan memberikan suatu nilai sejarah yang bisa diketahui oleh para wisatawan yang berkunjung. Semua diproses saat ini, ditargetkan akhir tahun ini restorasi kapal dan rencana penenggelaman. Proses hibah tentu butuh waktu. Kapal akan ditenggelamkan di kedalaman 20 sampai 40 meter," ungkap dia.

KRI Ki Hajar Dewantara 364  merupakan kapal perusak kawal berpeluru kendali. Kapal ini juga merupakan kapal pelatihan bagi anggota TNI AL. KRI Ki Hajar Dewantara merupakan bagian dari armada pemukul (striking force). Memiliki kemampuan jelajah dan persenjataan yang mumpuni bagi pengawalan dan perlindungan kawasan perairan Republik Indonesia.

KRI Ki Hajar Dewantara 364 mencatat tugas operasi pada 10 -11 Maret 1992  dengan komandannya Letkol Laut (P) Edi Suyadi melakukan operasi penghalauan terhadap kapal feri Lusitania Expresso yang berlayar dari Lisabon, Portugal, menuju Dili, Timor Timur tanpa izin.

Editor: Robby

Reporter: bbn/bul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami