Krisis Inggris, Banyak Dana Pensiun Terancam Bangkrut
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Krisis ekonomi yang terjadi di Inggris telah memengaruhi dana pensiun di negara itu. Bahkan, sebagian besar saat ini dalam posisi terancam kolaps atau bangkrut.
Kondisi ini diakibatkan oleh keputusan bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), yang hanya akan membeli obligasi yang dijual hingga tanggal 14 Oktober saja. Ini sebagai bentuk intervensi pasar obligasi yang anjlok setelah pengumuman mini-budget dari Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng
Hal ini mengancam dana pensiun yang berinvestasi di pasar obligasi. Apalagi, banyak perusahaan dana pensiun membutuhkan likuiditas yang sehat, dimana mereka juga membutuhkan uang segar sebagai jaminan.
Dengan situasi ini, BoE meyakini bahwa dana pensiun senilai 1 triliun poundsterling saat ini dalam posisi yang sangat terancam oleh krisis likuiditas di kemudian hari.
"Akibatnya, kemungkinan dana ini harus memulai proses penutupan keesokan paginya," kata Bank sentral itu kepada The Guardian, pekan lalu.
"Dan pesan saya kepada dana yang terlibat dan semua perusahaan yang terlibat mengelola dana tersebut. Anda punya tiga hari lagi sekarang. Anda harus menyelesaikan ini," tambah keterangan dari Gubernur BoE, Andrew Bailey, Selasa (11/10/2022).
Reuters melaporkan beberapa sumber telah menjelaskan bahwa dana pensiun telah menghabiskan dua minggu terakhir mencoba untuk mengumpulkan uang tunai dengan menjual obligasi pemerintah Inggris, atau gilt, index-linked, dan juga obligasi korporasi.
Selain itu, Asosiasi Pensiun dan Tabungan Seumur Hidup pada hari Selasa meminta BoE untuk mempertimbangkan melanjutkan program pembelian obligasi darurat hingga 31 Oktober 'dan mungkin lewat dari itu'.
"Minggu ini dengan pasar gilt tidak sepenuhnya tenang, banyak (skema) sekarang melihat ini dan mengatakan kita sebenarnya perlu melakukan sedikit lebih banyak sehingga ada tindakan baru untuk mendapatkan lebih banyak jaminan," kata Steve Hodder, seorang mitra di konsultan pensiun Lane Clark & Peacock.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net