Menkeu AS Singgung Persaingan dengan Cina
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyebut dunia sudah cukup besar untuk AS dan Cina untuk maju.
"Kami percaya dunia cukup besar untuk kedua negara untuk maju. AS dan Cina punya kewajiban menjaga hubungan ini: untuk menemukan cara hidup berdampingan dan saling berbagi dalam kesejahteraan global," kata Yellen seperti dilansir CNN.
Hal ini dikatakan Yellen dalam kunjungannya ke Beijing, Cina pekan ini. Ia telah bertemu dengan para pejabat Cina di bidang ekonomi termasuk Perdana Menteri Li Qiang dan Kepala Bank Sentral Cina Pan Gongsheng.
Yellen menyebut pembicaraannya dengan kedua pejabat itu berlangsung "produktif, sbstantif dan langsung."
"Tidak ada pertemuan yang bisa menuntaskan tantangan kita dalam satu malam. Tetapi saya harap kunjungan ini akan membantu membangun komunikasi yang produktif dan ulet," kata Yellen.
"Secara umum, saya percaya bahwa pertemuan bilateral saya - yang berjumlah sekitar 10 jam selama dua hari - berfungsi sebagai langkah maju dalam upaya kami untuk menempatkan hubungan AS-Tiongkok pada pijakan yang lebih pasti." katanya menambahkan.
Yellen merupakan anggota kabinet AS yang kedua yang berkunjung ke Beijing di tengah panasnya tensi kedua negara.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah memberikan sanksi terhadap beberapa perusahaan Cina. Selain itu, AS juga berhasil menekan sekutunya di Jepang dan Belanda untuk membatasi penjualan semikonduktor ke Cina.
Yellen mengatakan, AS tidak berusaha untuk memisahkan diri dari Cina. Menurut dia, hal itu akan menjadi "bencana bagi kedua negara dan membuat dunia tidak stabil."
Menurut Yellen, tindakan AS itu adalah bentuk diversifikasi dan bukan pemisahan. "Ada perbedaan penting antara pemisahan, di satu sisi, dan di sisi lain, mendiversifikasi rantai pasokan kritis atau mengambil tindakan keamanan nasional yang ditargetkan," katanya.
Dia mengatakan Amerika Serikat akan terus mengambil "tindakan yang ditargetkan" untuk melindungi kepentingan keamanan nasionalnya sendiri dan kepentingan sekutunya, sambil memastikan tindakan ini "transparan, cakupannya sempit, dan ditargetkan untuk tujuan yang jelas."
Menyusul pertemuan Yellen dengan Wakil Perdana Menteri Cina He Lifeng pada hari Sabtu, sebuah laporan dari kantor berita resmi Xinhua tampaknya menyarankan pihak Cina mempermasalahkan pendekatan ini.
"Cina percaya bahwa menggeneralisasi keamanan nasional tidak kondusif untuk pertukaran ekonomi dan perdagangan yang normal," katanya. "Pihak Cina telah menyatakan keprihatinan tentang sanksi AS dan tindakan pembatasan terhadap Cina."(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net