Menteri Israel Sebut Bisa Pakai Nuklir di Gaza, Netanyahu Kelabakan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kelabakan karena seorang menterinya membuat gaduh dengan menyebut Tel Aviv kemungkinan memakai senjata nuklir dalam konflik di Jalur Gaza.
Netanyahu pun segera bertindak 'mendisiplinkan' menterinya itu yang dianggap melontarkan pernyataan gegabah.
Diberitakan Reuters, kantor Netanyahu merilis pernyataan bahwa Menteri Warisan Budaya Israel Amihay Eliyahu telah diskors dari sejumlah pertemuan "sampai pemberitahuan lebih lanjut".
"Pernyataan Eliyahu tidak didasarkan pada kenyataan. Israel dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari melukai orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kami menang," demikian bunyi pernyataan kantor Netanyahu, seperti dikutip Reuters, Minggu (5/11).
Hukuman skors tersebut dijatuhkan setelah Eliyahu melontarkan pernyataan dalam sebuah wawancara radio tentang opsi penggunaan nuklir dalam konflik di daerah kantong Palestina. Menteri dari partai sayap kanan Otzma Yehudit itu mengatakan hal tersebut merupakan "salah satu cara".
Pernyataan Eliyahu lantas mendapat kecaman keras dari seluruh negara Arab. Seorang pejabat Amerika Serikat bahkan turut menyebut pernyataannya itu "tidak pantas."
"Pernyataan rasialis Menteri Israel Eliyahu telah terungkap. Dia tidak hanya mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir, tapi juga menegaskan realitas pandangan rasis yang menjijikkan terhadap rakyat Palestina," bunyi pernyataan bersama Liga Negara-negara Arab.
"Jelas itu adalah pernyataan yang tidak pantas dan perdana menteri telah sangat jelas mengatakan bahwa dia [Eliyahu] tidak bicara atas nama pemerintah," kata seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS.
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, juga sampai menyerukan pemecatan kepada Eliyahu atas pernyataannya.
Lapid menyebut pernyataan Eliyahu "mengejutkan dan gila oleh seorang menteri yang tidak bertanggung jawab."
"Dia merugikan keluarga korban penculikan, merugikan masyarakat Israel dan merusak kedudukan internasional kami," ucapnya di X, seperti dikutip Anadolu Ajansi.
Baik Eliyahu maupun pemimpin partainya sendiri tidak termasuk dalam kabinet perang, kabinet baru bentukan Netanyahu yang mengurus soal agresi di Gaza. Mereka juga tidak punya pengetahuan mendalam soal kemampuan nuklir Israel.
Setelah membuat heboh, Eliyahu membuat pernyataan di media sosial bahwa ucapannya itu hanyalah metafora.
"Siapa pun yang paham sudah pasti tahu bahwa pernyataan soal nuklir tersebut adalah metaforis," ucapnya.
Namun dia menambahkan, "Tanggapan yang kuat dan tidak proporsional terhadap terorisme pasti diperlukan, yang akan menjelaskan kepada Nazi dan pendukungnya bahwa terorisme tidak berharga."
Juru bicara Hamas, sementara itu, menyatakan bahwa Eliyahu mewakili "terorisme kriminal Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya (yang) merupakan bahaya bagi seluruh wilayah dan dunia."(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net