search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Merasakan Negeri di Atas Awan Asal Kintamani
Kamis, 8 September 2022, 22:58 WITA Follow
image

bbn/kumparan/Merasakan Negeri di Atas Awan Asal Kintamani

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Pulau Bali memiliki warisan keindahan alam pegunungan. Lokasi ini berada di daerah Kintamani yang berhawa sejuk pada ketinggian 1.200-1.900 meter di atas permukaan laut.

Sebuah kecamatan dengan luas 366,92 km persegi yang berada di Bangli Kintamani menjadi satu-satunya kabupaten di Bali yang tidak punya pantai atau laut.

Lokasinya sekitar 60 km dari pusat kota Denpasar atau 1,5 jam perjalanan darat. Kintamani didiami hampir 100 ribu jiwa dengan mata pencarian sebagai petani, jasa pariwisata, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Namun, bagaimana perjalanan cerita asal usul penamaan Kintamani. Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kecamatan Kintamani, nama daerah itu rupanya sudah ada dalam Wrhaspati Tattwa.

Ini adalah sebuah lontar tua berbahasa Sansekerta dan Jawa kuno terdiri dari 75 pasal atau sloka. Kintamani berasal dari kata Cintamani, dalam sloka 65 disebut sebagai Asta Guna atau tempat yang dikehendaki.

Lain lagi pendapat mendiang tokoh budaya dan sastra kuno setempat, I Nyoman Singgin Wikarman. Ia memperkirakan, Kintamani atau Cintamani dalam kitab Weda diartikan sebagai sesuatu yang dapat memberi kebahagiaan lahir dan batin.

Sebagai daerah di ketinggian, kabut tebal acap menyelimuti sebagian Kintamani sejak pagi hingga siang hari, utamanya pada Agustus hingga Maret.

Kabut sangat tebal dapat terbentuk saat puncak musim hujan November sampai Februari. Jika ingin merasakan sensasi menikmati kabut tadi, datanglah sebelum jam 7.00 Wita. Silakan langsung mencari persinggahan di kedai-kedai makan atau warung kopi modern di sepanjang Jalan Raya Kintamani.

Tepatnya di sekitar Penelokan, Desa Kedisan, yang berada pada ketinggian 1.495 meter dari permukaan laut. Pengelola umumnya menyediakan pelataran terbuka yang posisinya ada di belakang bangunan kedai, menghadap ke Gunung Batur dan Danau Batur.

Kabut menutupi Danau Batur dari pandangan mata dan hanya menyisakan keangkuhan puncak Gunung Agung menemani Gunung Batur yang berkaldera kembar.

Pemandangan jajaran kabut itu terjadi sekitar 300 sampai 400 meter lebih rendah dari tempat kita duduk. Ini membuat kita seolah-olah sedang berada di sebuah negeri atas awan.

Kabut akan perlahan menghilang seiring meningginya sinar mentari. Pemandangan pun berganti, menampilkan keindahan permukaan air Danau Batur yang jernih dan tenang seraya memantulkan cahaya matahari.

Keistimewaan peristiwa alam khas Kintamani itu menginspirasi pekerja seni Kurnaen Suhardiman menuangkannya menjadi sebuah film drama berjudul "Kabut di Kintamani". Film yang produksi pada 1972 itu dibintang WD Mochtar, Marlia Hardi, dan Alam Surawidjaja. (Sumber: Liputan6.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami