search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengungsi Gaza Terpaksa Lompat ke Truk Bantuan Demi Dapat Makanan
Selasa, 19 Desember 2023, 11:13 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Pengungsi Gaza Terpaksa Lompat ke Truk Bantuan Demi Dapat Makanan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Warga Palestina yang kini mengungsi di perbatasan Rafah, terpaksa melompat ke truk pembawa bantuan kemanusiaan demi mendapat bantuan makanan di tengah agresi Israel. 

Dilansir Al Jazeera, akhir pekan kemarin warga Palestina yang kelaparan dan putus asa harus melompat ke truk pembawa bantuan, untuk mendapat persediaan makanan. 

Puluhan warga itu mengepung truk bantuan yang baru melewati perbatasan, untuk mengambil kotak makanan dan air bersih untuk pengungsi lainnya. 

"Situasi kemanusiaan menjadi sangat menyedihkan, tidak hanya bagi penduduk kota Rafah tetapi juga bagi satu juta warga Palestina yang mengungsi di sini yang kelaparan, haus, dan trauma seiring dengan berlanjutnya perang," kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Rafah.

Mahmoud mengatakan akibat jumlah bantuan yang masuk ke Gaza tidak cukup, warga terpaksa menggunakan "mode bertahan hidup" demi menyelamatkan diri.

"Masyarakat tidak punya apa-apa, tanpa rumah, tanpa akses terhadap makanan, tanpa air dan tanpa pasokan medis," katanya.

"Jadi, pemandangan di penyeberangan Rafah adalah respons alami: Ketika orang mati kelaparan, ketika mereka lapar, inilah yang akan kita lihat terjadi."

Pekan lalu, Perserikatan Bangsa Bangsa memperingatkan bahwa masyarakat di Gaza sangat membutuhkan makanan, sehingga mereka terpaksa menyetop truk bantuan dan memakan apa pun yang ditemukan.

 

Kepala Badan PBB UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan meski warga Palestina sudah lama mengalami penderitaan panjang, namun mereka "tidak pernah mengalami kelaparan" separah ini.

"Saya melihat dengan mata kepala sendiri bahwa masyarakat Rafah mulai memutuskan untuk mengambil makanan langsung dari truk karena putus asa dan langsung memakan apa yang mereka ambil dari truk," kata Lazzarini.

Di hari yang sama, Wakil Kepala Program Pangan Dunia (WFP) PBB Carl Skau, membenarkan bahwa hampir separuh penduduk Gaza kelaparan dan tak tahu dari mana mereka akan mendapatkan makanan untuk keesokan harinya. 

WFP mengatakan setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza menderita kelaparan karena serangan militer Israel di bagian selatan wilayah tersebut meluas dan masyarakat terputus dari pasokan bantuan.

Menurut laporan, bantuan yang dikirim lewat perbatasan jadi melambat dan tidak bisa dengan cepat memenuhi kebutuhan warga Gaza, karena pemeriksaan di perbatasan yang membutuhkan waktu lama. 

Rafah menampung lebih dari 12.000 orang per kilometer persegi, menampung sekitar 85 persen pengungsi di seluruh Gaza sejak serangan dimulai pada 7 Oktober lalu.

Meskipun ribuan orang berlindung di sana, Rafah terus menjadi sasaran serangan udara Israel.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami