search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perang Memanas, AS Bakal Kirim Amunisi Uranium ke Ukraina
Minggu, 3 September 2023, 07:04 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Perang Memanas, AS Bakal Kirim Amunisi Uranium ke Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Amerika Serikat untuk pertama kalinya bakal mengirim amunisi peluru penembus baja yang mengandung uranium deplesi atau depleted uranium ke Ukraina.

Peluru itu merupakan bagian dari paket bantuan militer baru untuk Ukraina yang akan diumumkan pekan depan.

Diberitakan Reuters, salah satu pejabat mengatakan bahwa paket bantuan yang akan datang akan bernilai antara $240 juta hingga $375 juta.

Para pejabat mengungkap nilai dan isi paket itu masih dalam tahap penyelesaian. Gedung Putih juga belum memberikan keterangan terkait hal itu.

Meski Inggris telah lebih dulu mengirim amunisi depleted uranium ke Ukraina pada awal tahun ini, namun pengiriman AS ini dinilai berpotensi menimbulkan kontroversi.

Hal ini menyusul keputusan Pemerintahan Joe Biden sebelumnya oleh untuk memberikan kelompok amunisi ke Ukraina walaupun dikhawatirkan bahaya bagi warga sipil.

Penggunaan amunisi depleted uranium telah diperdebatkan dengan sengit. Koalisi Internasional untuk Melarang Senjata Uranium (International Coalition to Ban Uranium Weapons) mengatakan terdapat risiko kesehatan yang berbahaya dari menelan atau menghirup debu depleted uranium, termasuk kanker dan cacat lahir.

Walaupun bersifat radioaktif, namun kandungan depleted uranium jauh lebih sedikit ketimbang uranium yang dihasilkan secara alami.

AS pernah menggunakan amunisi depleted uranium dalam jumlah besar pada Perang Teluk 1990 dan 2003 serta pemboman NATO di bekas Yugoslavia pada 1999.

Agensi Energi Atom Internasional selaku pengawas nuklir PBB mengatakan bahwa penelitian di bekas Yugoslavia, Kuwait, Irak dan Lebanon menunjukkan bahwa keberadaan residu depleted uranium yang tersebar di lingkungan tidak menimbulkan bahaya radiologis bagi penduduk di wilayah yang terkena dampak.

Kendati demikian, bahan radioaktif juga dapat menambah tantangan pada pembersihan besar-besaran pascaperang di Ukraina.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami