search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petani, Nelayan di Buleleng Bersitegang dengan Pengelola SPBU
Senin, 19 September 2022, 19:20 WITA Follow
image

beritabali/ist/Petani, Nelayan di Buleleng Bersitegang dengan Pengelola SPBU.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Pembatasan pembelian pascakenaikan harga BBM mulai memicu ketegangan di tengah masyarakat. Seperti yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng pada Senin 19 September 2022.

Dimana sejumlah petani subak dan nelayan bersitegang dengan petugas SPBU akibat dipersulit mendapatkan BBM bersubsidi jenis Pertalite. Warga subak merasa kecewa lantaran tidak dilayani saat membeli BBM. Hal itu memantik tudingan adanya penjualan BBM jenis Pertalite kepada para pelangsir.

Kekecewaan warga semakin memuncak lantaran pembelian pertalite dengan jerigen isian 5 liter untuk kebutuhan pertanian mendapat penolakan. Kendati mereka telah membawa suket (surat keterangan) dari pemerintahan desa setempat. Beruntung, cekcok mulut tidak melebar dan berhasil diredam Kepala Desa Giri Emas, Wayan Saputra.

“Sejak dulu sudah kita tegaskan kepada SPBU, agar prioritaskan petani dan nelayan saat membeli BBM subsidi (pertalite dan solar). Kasihan mereka (petani dan nelayan) mesti bolak balik lantaran terbentur aturan. Nah, yang saya tanyakan sekarang, ada nggak Dinas Ketahanan Pangan Buleleng naruh rekomendasi ke SPBU ini untuk melegalkan nelayan bebas membeli pertalite, juga Dinas Pertanian soal solar kepada para petani. Ya, nanti pemerintah pusat bicaranya inflasi, ketahanan pangan, sementara di bawah para petani dipersulit aturan seperti ini. Mereka mestinya punya hati nurani,” kata Saputra.

Kades Giri Emas Saputra mengaku telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemilik SPBU di Giri Emas dan juga Kapolsek Sawan AKP Dewa Putu Sudiasa menengahi persoalan tersebut. Hasilnya,cukup memuaskan. 

”Astungkara, hasilnya cukup memuaskan. Petani Subak Sawah Desa Adat Dangin Yeh, Desa Giri Emas dan nelayan diberikan kebijaksanaan membeli 5 liter pertalite per hari. Ya, begitu pula dengan solar. Kami bersama masyarakat akan rutin pantau SPBU ini agar kebutuhan petani dan nelayan terpenuhi. Soal suket, sementara ini cukup dari Pemerintah Desa Giri Emas khusus melayani kebutuhan petani dan nelayan di Desa Giri Emas,” tegas Saputra.

Atas kondisi yang terjadi itu diharapkan ada kebijakan dari pihak-pihak terkait untuk BBM yang digunakan para nelayan maupun petani. Dengan pembatasan yang dilakukan justru akan memicu keresahan masyarakat.

Editor: Robby

Reporter: bbn/bul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami