PM Selandia Baru: Cina Bikin Kawasan Pasifik Kurang Aman
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan kawasan Pasifik menjadi rawan konflik akibat sikap Cina yang makin tegas serta agresif di kawasan.
Baca juga:
Gempa M 6,6 Guncang Argentina Sampai Chile
Hipkins menuturkan akibat sikap Cina tersebut, kawasan situasi keamanan di kawasan menjadi lebih sulit diprediksi hingga kurang aman.
"Kawasan kami menjadi lebih rentan konflik, kurang bisa diprediksi, dan kurang aman," kata Hipkins saat pidato di acara Cina Business Summit pada Senin (17/7).
Ia kemudian berujar, "Dan itu menimbulkan tantangan bagi negara-negara kecil seperti Selandia Baru yang bergantung ke stabilitas dan prediksi, serta aturan internasional untuk kemakmuran dan keamanan kami."
Dikutip The Guardian, Hipkins lalu mengatakan penting bagi Selandia Baru terus mengajak Cina untuk mendengar dan membangun dialog.
"Kebangkitan Cina dan bagaimana mereka meningkatkan pengaruh merupakan pemicu utama persaingan strategis, terutama di kawasan rumah kami, di Indo-Pasifik," ujar , seperti dikutip Reuters.
Lebih lanjut, Hipkins mengatakan di tengah situasi global yang kian kompleks hubungan Selandia Baru dengan Cina akan terus membutuhkan manajemen yang cermat.
Ia lalu mengutarakan Selandia Baru tak bisa bekerja sendirian. Pemerintah, lanjut Hipkins, mengakui betapa penting membangun kerja sama demi mengatasi tantangan global.
Pendekatan Selandia Baru, kata dia, akan sejalan dengan rekan kerja sama mereka yang satu pemikiran. Namun menurut Hipkins, berbagi ketertarikan dan nilai yang sama bukan berarti akan mengambil pendekatan yang sama.
"Terkadang, ada kekuatan taktis dalam keragaman pendekatan untuk mencapai hasil yang sama,"ucap Hopkins.
Selandia Baru tercatat sering mengambil pendekatan yang lebih hati-hati ketimbang Australia, salah satu negara besar di Indo-Pasifik, terkait Cina.
Namun belakangan, Selandia Baru vokal mengkritik Cina mulai dari isu hak asasi manusia, tatanan berdasarkan aturan internasional, hingga potensi militerisasi di Indo-Pasifik.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net