search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Prancis Panas, Warga Demo Besar-Besaran 'Teriak' Inflasi
Senin, 17 Oktober 2022, 07:41 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Prancis Panas, Warga Demo Besar-Besaran 'Teriak' Inflasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Demonstrasi besar-besaran terjadi di Paris, Prancis. Sekitar 140.000 orang turun ke jalan untuk memprotes naiknya inflasi di negara itu.

Ini terjadi di tengah aksi mogok pekerja kilang bahan bakar di negara itu. Sudah lebih dari tiga minggu aksi dilakukan para pekerja TotalEnergeies dan membuat kekurangan BBM di seluruh Prancis dan menambah kenaikan harga.

Demonstrasi diserukan oposisi sayap kiri, Jean-Luc Melenchon. Ia meminta warga bergabung dalam pemogokan umum di seluruh negeri Selasa nanti.

"Anda akan hidup seminggu tidak seperti yang lain, kamilah yang memulainya dengan pawai ini," kata pemimpin Partai Kiri itu kepada orang banyak, Minggu waktu setempat, dikutip dari Reuters, Senin (17/10/2022).

Beberapa serikat pekerja disebut sudah mengonfirmasi akan ikut dalam pemogokan Selasa. Di antaranya transportasi jalan, kereta api, dan sektor publik.

Selain berdemo soal inflasi, mereka mengkritik kebijakan pemerintah soal energi, barang-barang penting dan sewa, serta pajak yang lebih besar dari keuntungan tak terduga oleh perusahaan. Di kesempatan yang sama, mereka juga menyerukan investasi besar-besaran melawan krisis iklim.

"Pemogokan Selasa mengancam akan seperti pemogokan para pekerja perusahaan minyak yang melumpuhkan kilang dan depot bahan bakar," tulis Al-Jazeera menggambarkan.

Sementara itu, sejumlah massa yang hadir dalam protes kemarin mengenakan rompi neon kuning. Ini menjadi simbol protes anti-pemerintah yang sering disertai kekerasan pada tahun 2018, yang mengguncang pemerintahan Presiden Emmanuel Macron yang pro-bisnis.

"Orang-orang di atas (pemerintah) tidak bisa dihubungi," kata Christopher Savidan, seorang aktivis.

"Kami membayar pajak. Tapi kami tidak tahu mengapa. Semuanya sia-sia," ujarnya lagi.

Protes TotalEnergeies dan BBM Kritis

Sementara itu, TotalEnergeies sendiri menyebut sudah mencapai kesepakatan dengan karyawan yang mogok. Sebelumnya para staf menuntut kenaikan gaji, menging keuntungan besar yang diumumkan perusahaan bulan lalu.

"Telah mencapai kesepakatan gaji dengan dua serikat pekerja terbesar yang mewakili staf di kilang," tulis Reuters mengutip perusahaan.

Namun, serikat pekerja sendiri menolak klaim itu. Pemogokan disebut masih akan terjadi.

Pemerintah mengancam akan melakukan tindakan tegas ke pendemo. Aturan permintaan negara menjadi dalilnya.

"Tentu saja ada hak untuk mogok, tetapi pada titik tertentu, negara harus dapat bekerja," tegas Menteri Anggaran Prancis Gabriel Attal mengancam karyawan.

Hal sama juga dikatakan Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne. Jika situasi tetap tegang, ia menegaskan pemerintah mungkin sekali lagi menggunakan kekuatan permintaan untuk memaksa pekerja kembali ke pos untuk mengurangi kekurangan bahan bakar.

"Sekitar 30 persen SPBU mengalami masalah pasokan untuk satu jenis bahan bakar atau lainnya. Terlalu banyak," katanya.

"Para pekerja TotalEnergeies yang masih mogok untuk tidak menghalangi negara dengan segala kesulitan yang tercipta," tambahnya lagi.

"Setelah tiga minggu aksi industri, tiga dari tujuh kilang minyak negara itu dan lima depot bahan bakar utama (sekitar 200) terpengaruh," jelasnya.

Perlu diketahui, demo pekerja itu memicu kekurangan bensin kronis di seluruh Prancis. Imbasnya antrean raksasa terbentuk di pompa bensin sejak pekan lalu.(sumber: cnbcindonesia.com)
 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami