search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pria di Buleleng Meninggal Digigit Anjing Rabies
Kamis, 27 Oktober 2022, 19:22 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Pria di Buleleng Meninggal Digigit Anjing Rabies.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Kasus gigitan anjing yang menyebabkan kematian, kembali terjadi di wilayah Buleleng. Korbannya seorang pria berusia 57 tahun asal Dusun Dauh Margi, Desa Tirtasari, Kecamatan Banjar Buleleng yang berinisial Nyoman Yordaya. 

Korban dinyatakan meninggal dunia usai digigit anjing terinfeksi rabies. Korban sebelumnya sempat dibawa ke rumah sakit setelah mengeluh mengalami sesak nafas dan susah menelan, namun akhirnya korban dinyatakan meninggal. Kematian korban tersebut menambah daftar kematian akibat rabies di wilayah Buleleng.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD, Kamis 27 Oktober 2022 membenarkan adanya korban meninggal akibat suspek rabies. Awalnya pada Senin lalu korban datang ke rumah sakit dan akhirnya Rabu, korban dinyatakan meninggal dunia. 

"Saat datang sulit menelan, sesak nafas, tidak mau minum air," kata Arya Nugraha.

Dari informasi, korban digigit anjing sekitar 2 bulan lalu serta tidak dilakukan pemberian vaksin anti rabies (VAR). Korban pun sempat mendapatkan perwatan di RSUD Tangguwisia di Kecamatan Seririt sebelum akhirnya korban di rujuk ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. 

"Ya sebelum meninggal, tekanan darah korban turun dan nafasnya terhenti," jelas Arya Nugraha.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, dr. Sucipto menjelaskan, korban digigit anjing pada bagian betis kanan. Setelah menggigit, anjing tersebut justru dibunuh sehingga tidak sempat dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diberikan penanganan. 

"Kami justru sayangkan kembali jatuh korban meninggal akibat rabies. Padahal itu bisa dihindari jika pemilik anjing itu tidak melepasliarkan anjing peliharaannya," ujar Sucipto.

Bukan hanya itu, korban juga tidak segera diberikan VAR usai digigit anjing. Padahal ketersediaan VAR di Buleleng cukup. Tidak saja VAR yang tersedia, namun serum anti rabies (SARS) bagi warga tergigit anjing pada bagian kepala juga telah tersedia. Hingga akhir tahun 2022, menurut Sucipto, sudah ada 8 kasus kematian akibat rabies.

"Kami sudah sering mengedukasi masyarakat untuk tidak melepas liarkan anjing peliharaannya. Dan jika ada yang kena gigit secepatnya diberikan VAR sembari menangkap anjing itu untuk memastikan rabies. Sudah ada 8 kasus kematian akibat rabies, dari bulan Februari hingga kasus di Desa Tirtasari," ujar Sucipto.

Dengan semakin maraknya kasus rabies yang disebabkan lantaran gigitan anjing, Dinas Kesehatan juga berharap peran serta masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap anjing peliharaannya termasuk juga memastikan kondisi anjing yang dipelihara tidak terdampak akibat rabies.

Editor: Robby

Reporter: bbn/bul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami