Putin Bocorkan Dokumen Damai Rusia Ukraina, Ini Isinya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan dokumen damai dengan Ukraina. Dokumen itu dibahas oleh utusan dua negara yang dilakukan di Turki lebih dari setahun lalu.
Putin menjelaskan dokumen Perjanjian tentang Netralitas Permanen dan Jaminan Keamanan untuk Ukraina telah ditandatangani oleh delegrasi Ukraina. Draf menuliskan Ukraina harus mengabadikan netralitas permanen dalam konstitusinya.
Sejumlah negara terdaftar sebagai penjamin yakni Rusia, Amerika Serikat (AS), Inggris, Cina, dan Perancis.
Selain itu juga dokumen terdapat satu draf mengenai ukuran tentara tetap Ukraina selama masa damai dan perlengkapan. Rusia mengusulkan membatasi jumlah personel militer 85 ribu orang dan anggota Garda Nasional 15 ribu, sementara Kyiv mengusulkan Angkatan Bersenjata punya hingga 250 ribu tentara.
Moskow menyarankan pula Ukraina punya 342 tank, 1.029 kendaraan lapis baja, 96 peluncur roket baja, 50 pesawat tempur, dan 52 pesawat bantuan. Sedangkan Kyiv mendukung draf untuk 800 tank, 2.400 kendaraan lapis baja, 600 peluncur roket ganda, 74 pesawat tempur, dan 86 pesawat bantuan.
Baik Rusia dan Ukraina juga bertukar proposal mengenai pembatasan mortir, senjata anti-tank, dan sistem rudal anti-udara.
Baca juga:
Bos Wagner Tarik Mundur Pasukan dari Rusia
Namun sayang proposal tak menemui kesepakatan pada musim semi 2022. Kejadian itu tak berselang lama setelah pejabat Ukraina menuding pasukan Rusia membunuh masyarakat di sejumlah kota kecil sekitar Kyiv, meski dibantah Moskow.
"Setelah kami menarik pasukan kami dari Kyiv, seperti yang telah kami janjikan, otoritas Kyiv ... membuang (komitmen mereka) ke tong sampah sejarah. Mereka meninggalkan segalanya," ujar Putin dikutip Russia Today, Minggu (25/6/2023).
Putin juga mempertanyakan komitmen Ukraina untuk terus melakukan kesepakatan. Selain itu menjelaskan pemerintahnya terus siap bernegosiasi.
"Di mana jaminan bahwa mereka tidak akan meninggalkan kesepakatan di masa depan? Namun, bahkan dalam keadaan seperti itu, kami tidak pernah menolak untuk melakukan negosiasi," ungkapnya.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net