Putra Presiden Erdogan Curhat di UGM Relasi Dagang RI-Turki Jomplang
beritabali.com/cnnindonesia.com/Putra Presiden Erdogan Curhat di UGM Relasi Dagang RI-Turki Jomplang
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Putra Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Necmettin Bilal Erdogan, menyinggung relasi dagang Indonesia dan Turki yang jomplang pada ceramahnya di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Bilal Erdogan kemudian mendorong perluasan pintu kerjasama antara negaranya dan RI.
Baca juga:
Taliban Larang Perempuan Afghanistan Kuliah
Ia mengatakan volume ekspor Turki per tahunnya kini mencapai US$250 miliar lebih setahun. Sementara ekspor negaranya ke Indonesia hanya sebesar US$300 juta.
"Itu benar-benar kecil dari ukuran ekonomi kami," kata Bilal saat jadi pembicara di acara 'Scientific Development: Past, Present, and Future Trajectories' yang diselenggarakan UGM, Sleman, Selasa (21/12).
"Jadi kami perlu mengekspor lebih banyak ke Indonesia dan perlu membeli lebih banyak dari Indonesia," sambungnya.
Padahal, bagi Bilal secara geografis kedua negara sangatlah mendukung jalur perdagangan. Turki berada di tengah-tengah Afrika dan Eropa, dan Asia, sementara Indonesia adalah pusat dari seluruh Asia Tenggara dan Australia.
Bilal menyampaikan meski letak kedua negara terpisah jauh, perusahaan di Indonesia dan Turki semestinya lebih berkolaborasi merajut peluang perdagangan yang ada.
"Peningkatan kemitraan ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat kedua negara, yang lebih dari 350 juta orang secara total," ucap Bilal.
Kedatangan Bilal ke UGM sendiri adalah untuk membuka pintu kerja sama antara Turki dan Indonesia lewat bidang pendidikan.
Bilal mengunjungi UGM bersama dengan rombongan dari Kirikkale University dan Prof. Dr. Fuat Sezgin Research Foundation for the History of Science in Islam untuk menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan dan penelitian.
Kesepakatan kerjasama ditandai dengan meneken nota kesepahaman bersama antara Rektor UGM, Ova Emilia, dan Rektor Kirikkale University Erssan Aslan, dan President of the Board of Directors, Fuat Sezgin, Research Foundation for the History of Science in Islam, Mecit Çetinkaya dan turut didampingi oleh Bilal Erdogan.
Kerjasama antara ketiga pihak ini dalam upaya memperkuat hubungan dan mempromosikan pertukaran akademik serta budaya di antara para pihak. Upaya itu meliputi pertukaran mahasiswa, profesor, dan peneliti, pelaksanaan kolaborasi penelitian, pelaksanaan kuliah umum, konferensi, seminar, summer course, serta simposium.
Selain itu, kerjasama dijalankan dalam pertukaran informasi akademik dan material serta pertukaran tamu fakultas untuk meningkatkan manfaat dan efisiensi manajemen institusi.
"Kunjungan ini sebagai kelanjutan penguatan kerja sama pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi sejak kunjungan Rektor UGM Ova Emilia ke Turki pada bulan Juli 2022 lalu," ungkap Bilal.
Bilal mengklaim Turki menyediakan beragam beasiswa baik untuk program sarjana maupun pascasarjana. Ia pun berharap mahasiswa UGM maupun mahasiswa Indonesia lainnya bisa memanfaatkan beasiswa yang ditawarkan untuk melanjutkan studi ke negaranya.
Sementara Ova menyampaikan Turki dan Indonesia merupakan dua sahabat baik, keduanya merupakan negara dengan mayoritas muslim. Hubungan tersebut bisa ditelusuri kembali ke abad ke-12 saat ulama Turki memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia dan terus berlanjut hingga saat ini.
Dari segi ekonomi dan perdagangan, lanjut Ova, Indonesia dan Turki merupakan anggota G20 dengan hubungan yang cukup kuat. Pada tahun 2019 nilai perdagangan keduanya mencapai USD1,37 miliar.
Sementara ekspor Indonesia ke Turki di 2019 mencapai USD1,05 miliar dan impor Indonesia ke Turki tercatat USD321,2 juta.
"Perkembangan sains di Turki menduduki peringkat ke-41 dunia dalam Indeks Inovasi Global tahun 2021, meningkat dari tahun 2011 yang ada diposisi 65. Hal ini adanya praktik baik Turki dalam mempromosikan sains dan teknologi dan hari ini kami beruntung bisa belajar dan berdiskusi untuk penguatan kolaborasi ke depannya," paparnya.
Maka dari itu, Ova mengatakan pihaknya sangat mendorong para peneliti dari UGM dan Turki mampu mentransformasikan MoU ini menjadi kegiatan nyata. Selain itu, kerjasama yang dijalankan nantinya dapat berdampak positif dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan publikasi, serta pengabdian kepada masyarakat.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net