search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia dan China Absen di KTT Perdamaian Ukraina di Swiss
Minggu, 16 Juni 2024, 13:35 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rusia dan China Absen di KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Delegasi Rusia absen dalam konferensi perdamaian di Swiss yang bakal membahas perdamaian antara Ukraina dan negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.

Lebih dari 100 negara dan organisasi telah berkumpul di Swiss, Sabtu (15/6). Namun, tak ada delgasi dari Moskow dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertujuan menggunakan pertemuan ini untuk menggalang dukungan terhadap rencana 10 poin perdamaian yang pertama kali diuraikannya pada akhir tahun 2022.

"Segala sesuatu yang akan disepakati pada pertemuan hari ini akan menjadi bagian dari proses penciptaan perdamaian yang kita semua butuhkan," kata Zelensky dalam konferensi pers, mengutip CNN, Sabtu (15/6).

"Saya percaya bahwa kita akan menyaksikan sejarah dibuat di sini."

Sebagian besar pemerintah Barat telah mengirimkan perwakilannya ke konferensi ini. Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris hadir dan mengumumkan bahwa Washington akan memberikan paket bantuan senilai lebih dari US$1,5 miliar kepada Ukraina guna membantu negara tersebut membangun kembali infrastruktur yang hancur dan memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang timbul akibat konflik.

"Perang ini tetap merupakan kegagalan total bagi Putin. Saya berada di sini di Swiss untuk mendukung Ukraina dan para pemimpin dari seluruh dunia untuk mendukung perdamaian yang adil dan abadi," kata Harris.

Sejumlah kepala negara dan pemerintahan dari negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman dan Inggris juga akan hadir. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dilaporkan juga bakal menghadiri konferensi tersebut.

Sekutu Rusia, China, juga tidak akan hadir dalam pertemuan tersebut. Padahal, pertemuan semacam itu perlu dihadiri oleh dua negara yang sedang berkonflik, yakni Rusia dan Ukraina.

Rencana Zelensky mencakup tuntutan untuk penghentian permusuhan, pemulihan integritas teritorial Ukraina, penarikan pasukan Rusia dari tanah Ukraina dan pemulihan perbatasan Ukraina sebelum perang dengan Rusia.

Rencana tersebut juga menyerukan pembentukan pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan perang Rusia.

"Ukraina tidak pernah menginginkan perang ini, ini adalah tindakan kriminal dan agresi yang sama sekali tidak beralasan dari Rusia. Dan satu-satunya yang menginginkannya adalah Putin," kata Zelensky.

Rusia telah menyatakan tidak tertarik untuk menyetujui persyaratan tersebut dan tidak menunjukkan tanda-tanda kompromi dalam hal masalah teritorial.

Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kembali rencana perdamaian Kremlin.

Proposal tersebut menyerukan agar pasukan Ukraina menarik diri dari empat wilayah selatan dan timur wilayah Ukraina. Moskow bersikeras akan mencaplok wilayah tersebut, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Selain itu, Rusia juga menuntut Ukraina membatalkan upayanya untuk bergabung dengan NATO. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami