Rusia Serukan Israel Palestina Damai
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, ikut angkat bicara soal saling serang yang terjadi antar Israel dengan militan Palestina, Hamas. Lavrov menilai perlunya Israel dan Palestina segera mengakhiri pertempuran.
Dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmad Aboul Gheit, Lavrov mengatakan, ada kebutuhan untuk mengakhiri pertempuran Israel-Palestina.
"Selain mengakhiri pertempuran dan menyelesaikan masalah banyaknya korban sipil yang tercatat, ada juga kebutuhan untuk memberikan perhatian khusus pada alasan mengapa tidak mungkin menyelesaikan masalah Palestina selama beberapa dekade," ujar Lavrov, seperti dilansir Tass, Senin (9/10).
Diplomat terkemuka Rusia ini berpendapat, meningkatnya ketegangan Israel-Palestina saat ini, membuktikan bahwa status quo yang ada di zona konflik tidak lagi dapat dipertahankan, dan memerlukan perubahan dalam agendanya.
"Kami berencana untuk membahas semua aspek kerja sama kami hari ini, termasuk pertemuan tingkat menteri yang akan datang antara Rusia dan anggota Liga Arab," kata Lavrov.
"Namun meningkatnya ketegangan Israel-Palestina saat ini, sekali lagi membuktikan bahwa status quo yang ada di zona konflik tidak ada gunanya. di masa depan, diperlukan beberapa perubahan dalam agenda," tambahnya.
Eskalasi Israel-Palestina
Israel mendapat serangan rudal dari Jalur Gaza pada Sabtu (7 Oktober 2023) waktu setempat. Secara bersamaan, beberapa kelompok militan menyusup ke negara Zionis tersebut, lalu terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Israel.
Tentara Israel menyatakan kesiapan perang dan melancarkan tindakan pembalasan yang dijuluki Operation Iron Swords atau Operasi Pedang Besi. Kepala Biro Politik militan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, menggambarkan operasi Palestina sebagai respons atas tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengizinkan pemanggilan pasukan cadangan dan memerintahkan agar "situasi keamanan khusus" diperluas secara nasional.
Menurut data terakhir, sekitar 500 warga Palestina telah tewas sejak pecahnya ketegangan baru, sementara 2.700 orang menderita luka-luka. Di Israel, lebih dari 700 orang tewas dan lebih dari 2.200 orang terluka.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net