search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Soal Sampah di Perairan Nusa Penida Buat Turis Jijik, Begini Respons Kadispar
Selasa, 15 Agustus 2023, 16:12 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Soal Sampah di Perairan Nusa Penida Buat Turis Jijik, Begini Respons Kadispar.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Turis asal Amerika Serikat (AS) merasa jijik ketika akan snorkeling di perairan Nusa Penida, Klungkung karena adanya sampah. Hal ini ditanggapi Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun. 

"Itu akibatnya ada dua kemungkinan, yaitu akibat arus laut dan musim hujan," katanya dalam Weekly Brief with Sandi Uno secara virtual, Senin (14/8/2023). 

Tjok Bagus menjelaskan, arus laut dapat membawa dampak terbawanya sampah ke daerah lain, termasuk pantai-pantai di Bali. Serta sampah-sampah itu bisa berasal dari sungai di luar Nusa Penida. 

"Kemudian bisa juga dari musim hujan. Jadi, sampah yang ada di luar perairan Bali bisa terbawa," katanya. 

Dijelaskannya, Bali sudah memiliki berbagai aturan ketat melalui peraturan gubernur (Pergub) untuk menanggulangi sampah-sampah, termasuk plastik yang sulit untuk diuraikan. 

Pertama yaitu Pergub Nomor 24/20220 di mana masyarakat tidak boleh membuang sampah, dan limbah tidak terkena polusi air. Kemudian Pergub Nomor 47/2019, sampah tidak boleh dibuang sungai laut dan Pergub Nomor 97/2018 tentang pembatasan timbunan sampah plastik sekali pakai. 

"Melalui Pergub Bali tentang pembatasan sampah sekali pakai ini untuk meminimalisir sampah plastik yang ada di Bali," ujar dia. 

Selain itu, kata dia, hotel-hotel bintang 3, 4 dan 5 juga sudah menerapkan sistem mengelola sampah dari berbagai sumber. Misalnya sampah yang berasal dari kamar-kamar hotel, yang mana terbagi dua dan dipisahkan yaitu sampah organik dan nonorganik. 

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pariwisata berkelanjutan dan memerhatikan pengelolaan sampah di destinasi wisata khususnya Bali.

"Jadi kami akan menerapkan aspek sertifikasi CHSE yaitu Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). 

Jika setiap fasilitas parekraf itu memiliki pengelolaan sampah yang baik. Terutama bagaimana destinasi-destinasi wisata itu bisa mengelola sampah," tutur Sandiaga. 

Sebelumnya, seorang turis asal Amerika Serikat (AS) berbagi gambar yang mengejutkan dari perjalanannya beberapa waktu lalu ke Bali. Di mana dia melihat penampakan perairan laut yang penuh dengan sampah plastik yang mengapung di sepanjang pantai Nusa Penida, Bali. 

Dia pun merasa jijik untuk menceburkan tubuhnya ke perairan tersebut. Bayangannya selama ini Bali terkenal dengan pantainya yang luar biasa dan perairannya yang sebening kristal. Akan tetapi ketika seorang turis asing asal Stow, Massachusetts, AS yaitu Sara Walsh, wanita 25 tahun itu memulai perjalanan snorkeling dengan saudara laki-lakinya yaitu Shane Walsh. 

"Saya merasa jijik. Sungguh mengerikan bahwa kita adalah penyebab semua sampah ini berada di lautan kita. Rasanya menjijikkan melompat ke air. Saya tinggal di dalamnya mungkin selama 30 detik. Tapi saya kebanyakan merasakan hewan di laut itu menjadi sasaran semua sampah kita," ujarnya dilansir dari laman Mirror. (sumber: sindonews.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami