Sri Langka Diperkirakan Bangkrut Sampai Tahun 2023
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Krisis ekonomi Sri Lanka diproyeksikan akan dialami negara itu hingga 2023 mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) negara itu, Ranil Wickremesinghe, di depan parlemen, Selasa.
Sri Lanka sebelumnya telah dilanda krisis ekonomi yang ditandai inflasi selama berbulan-bulan dan pemadaman listrik yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan pemerintah kehabisan mata uang asing untuk mengimpor barang-barang vital.
Habisnya devisa negara ini sendiri salah satunya disebabkan untuk membayar utang luar negeri. Diketahui, Sri Lanka paling banyak berutang kepada China dan India.
Selain itu, sumber pemasukan devisa Sri Lanka lainnya seperti dari sektor pariwisata juga menurun. Sektor pendapatan ini semakin terpukul karena pandemi Covid-19.
Wickremesinghe mengatakan negara itu akan mengalami resesi yang dalam tahun ini. Selain itu, kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan akan terus berlanjut.
"Kami juga harus menghadapi kesulitan pada 2023 Inilah kebenarannya. Inilah kenyataannya," kata Wickremesinghe seperti dilaporkan AFP dan dikutip The Hindu, Kamis (7/7/2022).
Ia juga menjelaskan terkait pembicaraan bailout Sri Lanka yang sedang berlangsung dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Wickremesinghe mengatakan bailout itu akan bergantung pada penyelesaian rencana restrukturisasi utang dengan kreditur pada Agustus.
"Kami sekarang berpartisipasi dalam negosiasi sebagai negara yang bangkrut," kata Wickremesinghe.
"Karena keadaan kebangkrutan negara kita, kita harus menyerahkan rencana keberlanjutan utang kita kepada mereka secara terpisah. Hanya ketika (IMF) puas dengan rencana itu kita bisa mencapai kesepakatan." (Sumber: CNBC Indonesia)
Reporter: bbn/net