Takut El Nino, Nelayan Enggan Melaut
Kamis, 30 Juli 2009,
15:32 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Kencangnya hembusan angin yang melanda Jembrana akhir-akhir ini membuat ketinggian gelombang laut di perairan Bali semakin meningkat sehingga nelayan Desa Pengambengan, Negara merasa enggan tetap melaut.
Keengganan nelayan kian bertambah manakala mengetahui kalau ancaman badai El Nino diprediksi akan melanda perairan Bali.
Sejumlah nelayan Pengambengan ketika ditemui, Kamis (30/7) mengaku enggan melaut lantaran angin kencang yang membuat gelombang laut semakin tinggi.
“Kami khawatir kalau terjadi apa-apa saat kami melaut. Apalagi diperkirakan perairan Bali akan dilanda badai El Nino,†tandas Haimun (35), salah seorang nelayan tradisional Pengambengan.
Menurut Haimun, biasanya angin kencang ini dimulai bulan Agustus nanti. “Saya tidak tahu kenapa kok bulan Juni angin sudah mulai kencang,†keluhnya.
Haimun mengaku kalau sudah sebulan lebih dirinya beserta puluhan nelayan tradisional Pengambengan tidak melaut.
“Ketimbang kami celaka, lebih baik kami tidak melaut. Waktunya kami manfaatkan untuk memperbaiki jaring dan perahu,†terangnya.
Namun, kata Haimun, ada juga nelayan yang terpaksa melaut untuk sekedar menutupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. “Kalau saya tidak berani melaut, ada juga sih yang terpaksa melaut karena tidak memiliki kegiatan lain atau pekerjaan lain untuk menghidupi keluarga,†pungkas Haimun. (dey)
Keengganan nelayan kian bertambah manakala mengetahui kalau ancaman badai El Nino diprediksi akan melanda perairan Bali.
Sejumlah nelayan Pengambengan ketika ditemui, Kamis (30/7) mengaku enggan melaut lantaran angin kencang yang membuat gelombang laut semakin tinggi.
“Kami khawatir kalau terjadi apa-apa saat kami melaut. Apalagi diperkirakan perairan Bali akan dilanda badai El Nino,†tandas Haimun (35), salah seorang nelayan tradisional Pengambengan.
Menurut Haimun, biasanya angin kencang ini dimulai bulan Agustus nanti. “Saya tidak tahu kenapa kok bulan Juni angin sudah mulai kencang,†keluhnya.
Haimun mengaku kalau sudah sebulan lebih dirinya beserta puluhan nelayan tradisional Pengambengan tidak melaut.
“Ketimbang kami celaka, lebih baik kami tidak melaut. Waktunya kami manfaatkan untuk memperbaiki jaring dan perahu,†terangnya.
Namun, kata Haimun, ada juga nelayan yang terpaksa melaut untuk sekedar menutupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. “Kalau saya tidak berani melaut, ada juga sih yang terpaksa melaut karena tidak memiliki kegiatan lain atau pekerjaan lain untuk menghidupi keluarga,†pungkas Haimun. (dey)
Berita Jembrana Terbaru
Reporter: -