search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tiga Pembalap Mobil Indonesia Jajal Sirkuit Mandalika, Ini Rekomendasinya Agar Bisa Jadi Ajang Balap
Selasa, 23 Mei 2023, 12:15 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tiga Pembalap Mobil Indonesia Jajal Sirkuit Mandalika, Ini Rekomendasinya Agar Bisa Jadi Ajang Balap.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Sebanyak tiga pembalap mobil Indonesia menjajal Pertamina Mandalika Internasional Street Cirkuit atau akrab disebut sirkuit Mandalika, Senin (22/5/2023) 

Tiga pembalap tersebut yakni Renaldi Hutasoit, Fitra Eri, dan Rizal Sungkar, Masing-masing pembalap mengendarai Subaru, mobil pabrikan dari Jepang. 

Salah satu pembalap Indonesia Fitra Eri mengungkapkan kekagumannya terhadap sirkuit Mandalika yang memiliki lintasan yang sangat bagus dengan pemandangan alam yang indah. 

"Saya rasa ini sirkuit ini sangat layak untuk dipakai balapan mobil dari seftinya (keamanan). Saya yakin tidak dalam waktu lama lagi, Mandalika dapat menyelenggarakan balapan tingkat internasional," ungkap Fitra ditemui di Sirkuit Mandalika

Disadari Fitra, memang ada beberapa perlu modifikasi dari lintasan sirkuit agar saat balapan mobil nantinya dapat terselenggara dengan baik. 

"Tapi memang untuk balapan mobil perlu ada modifikasi sedikitlah diperlukan, supaya orang (rider) saat berkompetisi tidak mudah untuk memotong jalur. Karena kalau di mobil tidak modifikasi, mereka dapat motong, dan akan mendapatkan nilai yang tidak seharusnya," kata Fitra.

Untuk mengantisipasi pemotongan jalur tersebut, menurut Fitra perlu dipasangkan speed bump atau semacam gundukan yang dapat memberikan konsekuensi jika nanti pembalap memotong jalur. 

Menurutnya Speed bump tersebut harus  yang bisa dicabut lagi, mengingat kompetisi MotoGP tidak boleh ada speed bump. 

"Itupun kalau ada modifikasi itu hanya agar kompetisi lebih fair aja. Lebar tidak perlu diperbaiki, grefel area sudah bagus semuanya," kata Fitra. 

Sementara itu, Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria mengungkapkan alasan hingga kini Sirkuit Mandalika belum bisa dijadikan ajang balapan untuk mobil atau balapan roda 4.

Disampaikannya ada perbedaan persyaratan antara kedua organisasi yakni Federasi Olahraga untuk Balap mobil Federation Internationale Automobile (FIA) dan Federation Internationale Motocyclisme (FIM) untuk setiap ajang balapan. 

Andi sapaan akrab direktur mengemukakan, usai pagelaran World Superbike (WSBK) pada tahun 2022 lalu, FIA sempat meninjau dan memberikan beberapa persyaratan jika ingin menggelar balapan mobil di Sirkuit Mandalika

"Waktu homologasi oleh FIA setelah superbike, bisa mendapatkan great 2 kalau ada beberapa perubahan yang mereka minta, perubahan yang diinginkan banyak,  semisal yang sudah ada dirapikan, yang belum ada di tambah," kata Andi ditemui Sirkuit Mandalika, Senin (22/5)

Sejumlah persyaratan yang diinginkan FIA untuk mendapatkan lisensi balapan mobil diakui Andi ada yang mudah dan ada yang sulit. 

"Ada yang gampang menurut saya, contohnya di Pit in di ditikung 16 dan 17, di ujungnya ada pembatasnya tembok tajam, sekarang diisi beberapa ban, beberapa lapis, kalau FIA minta lapisan ban itu tidak berdiri tapi tidur, sebanyak 6 lapis itu masalah gampang, stok ban kita banyak tinggal kita pasang," kata Andi. 

"Terus pengecatan garis star ini saya rasa ini mudah," sambung Andi. 

Adapun persyaratan yang susah menurut Andi yakni perubahan tikungan. Yang takutnya nanti akan mengubah  penilaian dari FIM yang sebelumnya sudah kontrak terlebih dahulu. 

"Contohnya gini. Di Mandalika ini semua tikungan lebar-lebar ya. FIA ingin tikungan itu disempitin, karena dengan jumlah 17 tikungan kalau mobilnya ada 20 balapan, itu bagi Marshall susah untuk melihat mobil mana yang mengambil keuntungan dari tikungan," kata Andi.


 
Mengatasi hal tersebut, pihaknya telah menawarkan untuk membuat semacam polisi tidur untuk menghalau laju mobil yang hendak menikung yang sekiranya dapat membuat balapan tidak fair. 

"Memasang track limite kayak memasang semacam polisi tidur di beberapa tikungan. Kalau buat FIA ini gak apa-apa memasang polisi tidur," kata Andi. 

Kendati demikian, dirinya belum bisa memastikan kapan akan bisa digelar balapan mobil, mengingat proses dua Federasi FIA dan FIM harus dikoordinasikan bersama, tanpa harus menghalangi proses homologasi yang baik dari FIM

"Bersinggungan di mana, karena kita gak mau apa yang diterapkan oleh FIA ini  merubah FIM status kita untuk MotoGP dan WSBK, karena kita sudah kontrak panjang," kata Andi.

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami