TikTok Diduga Potong Donasi untuk Pengungsi Suriah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
TikTok dituding mengambil 70 persen donasi yang diberikan para pengguna media sosial tersebut untuk para pengungsi Suriah, demikian hasil investigasi BBC pekan lalu.
Dalam laporannya itu BBC menemukan bahwa pengungsi di Suriah direkrut oleh agensi yang berafiliasi dengan TikTok di China dan Timur Tengah.
Setelah mengumpulkan 1.000 followers, keluarga pengungsi yang termasuk anak-anak itu kemudian melakukan live streaming selama berjam-jam. Live streaming itu mampu mendulang donasi hingga 1.000 Dolar AS atau Rp 15,4 juta per jamnya.
Dari hadiah-hadiah ini TikTok mengambil potongan hingga 70 persen. Misalnya satu akun memperoleh 106 Dolar AS (Rp 1,6 juta) dari live streaming, tetapi mereka hanya mendapatkan 19 Dolar AS (Rp 294.000) setelah dipotong TikTok.
Agensi itu dikontrak TikTok dengan maksud agar membantu kreator konten untuk menghasilkan live streaming yang lebih menarik.
Menanggapi laporan itu, TikTok kemudian menghapus akun-akun yang sudah teridentifikasi BBC. Menurut juru bicara TikTok, akun-akun ini telah melanggar standar komunitas TikTok yang melarang konten-konten eksploitatif.
Baca juga:
Fitur Mention Twitter Bakal Dibatasi
TikTok mendefinisikan konten eksploitatif sebagai cara yang memanfaatkan anak-anak atau orang-orang rentan lainnya dalam upaya mendapatkan lebih banyak donasi. TikTok pun menegaskan kalau anak-anak di bawah 18 tahun dilarang menerima gift.
"Kami sangat prihatin dengan informasi yang disampaikan kepada kami oleh BBC," kata juru bicara TikTok, seperti dilansir dari Ars Technica, Senin (17/10/2022).
TikTok juga memutuskan kerja sama dengan agensi yang disebut dalam laporan BBC. Menurut perusahaan, jenis konten itu tidak diizinkan di platform.
"Dan kami semakin memperluas kebijakan global kami seputar permintaan eksploitatif," lanjut dia.
Reporter: bbn/net