search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tradisi Metekap Jadi Atraksi Wisata di Jatiluwih Festival
Senin, 8 Juli 2024, 11:16 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tradisi Metekap Jadi Atraksi Wisata di Jatiluwih Festival.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Salah satu sajian budaya yang menjadi penutup di Festival Jatiluwih V adalah atraksi metekap (bajak sawah) tradisional dengan menggunakan sapi. 

Manajer DTW Jatiluwih Ketut Purna pada Minggu, (7/7) mengatakan disajikannya atraksi metekap (bajak sawah) dari rangkaian penutupan event Festival Jatiluwih V ini bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya Bali yang mulai ditinggalkan. 

"Lewat tradisi metekap ini kami kembalikan lagi kearifan lokal yang sudah lama, untuk kita hidupkan. Melalui festival inilah tradisi tersebut kembali di tonjolkan," kata Ketut Purna usai menutup Festival Jatiluwih

Sehubungan dengan visi misi untuk melestarikan tradisi dan budaya yang ada di Desa Jatiluwih tersebut, Ketut Purna mengaku, untuk tradisi metekap (bajak sawah) ini pihak DTW Jatiluwih akan mengadakan atraksi minimal dalam waktu satu minggu sekali. 

"Dengan kembalinya tradisi bajak sawah tradisional menggunakan sapi ini selain untuk menghidupkan kembali tradisi di Desa Jatiluwih. Semoga bisa menambah tingkat kunjungan wisatawan ke Jatiluwih," ujarnya. 

Selain itu, Ketut Purna menyebutkan dampak dari pagelaran Festival Jatiluwih ke-V tersebut kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara mulai menunjukan peningkatan dengan kunjungan pada Sabtu (6/7) turis asing yang datang berjumlah 1.200 orang, sedangkan wisatawan domestik berjumlah 600 pengunjung. 

Sementara Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menjelaskan, Festival Jatiluwih ke-V ini digelar untuk memperkenalkan kearifan lokal budaya-budaya yang ada di Desa Jatiluwih 

"Seperti kita tahu bahwa objek wisata Jatiluwih sudah di akui UNESCO sebagai warisan budaya dunia khususnya persawahan dan sistem pengairannya," kata Gede Sanjaya. 

Terus ditonjolkan agar para wisatawan datang ke objek wisata Jatiluwih bisa tahu dan lebih mengenal lagi ttentang budaya dan tradisi yang ada di Desa Jatiluwih

Sekadar diketahui Festival Jatiluwih yang digelar selama dua hari ini bertema "Swasthi Bhuwana" yang mempunyai makna kebahagiaan dunia ini mencerminkan harapan dan komitmen untuk menjaga dan melestarikan bumi sebagai tempat tinggal kita sekaligus menjaga keseimbangan alam dan kehidupan di dalamnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami