search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengupas Nilai Kehidupan Melalui Kisah Perjalanan Jaya Prana - Layon Sari di PKB ke-40
Sabtu, 21 Juli 2018, 21:35 WITA Follow
image

istimewa

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Sebuah pementasan Teater Modern Sanggar Samart Duta Kota Denpasar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center pada Jumat (20/7) malam menarik perhatian penonton Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 tahun 2018.  Teater yang dikemas dengan paduan cerita tradisional Bali Jaya Prana Tatwa ini mampu memberikan pesan moral bagi setiap penonton yang hadir.

Dimana diceritakan bagaimana keseimbangan antara lima unsur pembentukan alam semesta yang dikenal dengan istilah Panca Maha Butha. Yakni Pertiwi, Apah, Teja, Bayu dan Akasa yang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing dalam menjaga keseimbangan dunia.

Sutradara sekaligus pemilik Sanggar Samart, AA Sagung Mas Ruscita Dewi saat dijumpai usai pementasan mengatakan bahwa dalam kemasan teater modern Jaya Prana Tatwa ini tidak semata menceritakan Jaya Prana dan Laoyn Sari saja. Melainkan mengupas kembali inti sari dari sebuah cerita rakyat yang sarad makna tersebut. "Secara umum memang kami menampilkan cerita Jaya Prana - Layon Sari saja, tetapi didalamnya kami kupas inti sari yang memiliki nilai-nilai kehidupan," paparnya.

Lebih lanjut Ruscita Dewi mengatakan dalam pementasan menggambarkan sebuah tubuh manusia yang diibaratkan sebagai hutan belantara dengan beragam isinya. Dalam hutan, setiap binatang ingin berkuasa, hal inilah yang diibaratkan sebagai sebuah pikiran manusia yang menginginkan apa saja. Sehingga dengan menguasai nafas/nafsu (Jaya Prana) maka manusia akan mendapatkan kedamaian (Layon Sari).

"Sejatinya dalam kisah Jaya Prana dan Layon Sari tersebut, ada sebuah nilai yang tersirat yakni penguasaan nafas/nafsu dalam mencapai kedamaian," ungkapnya.

Hal ini menurut Ruscita Dewi sesuai dengan tema PKB tahun ini yakni Teja Dharmaning Kahuripan. Dimana cerita Jaya Prana Tatwa ini memberikan sepirit baru bagi manusia dalam penciptaan melalui pengaturan nafas/nafsu sehingga mampu mencapai kedamaian.

Dalam pementasan ini Ruscita Dewi mengaku turut melibatkan sedikitnya 40 penari dengan iringan musik kontemporer dari Palawara. "Pada intinya kami ingin mengupas makna serta nilai kehidupan yang tersirat dalam kisah Jaya Prana dan Layon Sari yang oleh sebagian besar masyarakat hanya diketahui sebagai kisah romansa cinta di daerah Bali Barat," ungkapnya [bbn/rlsdps/mul]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami