search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Aksi Tukar Sampah Plastik dengan Beras Dilakukan Setiap Hari di Bulan Agustus
Sabtu, 18 Juli 2020, 14:40 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Aksi penukaran sampah plastik dengan beras (plastic exchange) di wilayah Gianyar akan digelar setiap hari mulai Agustus 2020 nanti. 

 

[pilihan-redaksi]
Hal itu diungkapkan penggagas aksi, I Made Janur Yasa ditemui di sela penukaran sampah plastik di Banjar Kertawangsa, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Sabtu (18/7). 

 

“Dalam rangka memaknai semangat kemerdekaan, penukaran sampah plastik dengan beras ini akan kami gelar setiap hari, selama 31 hari berturut-turut,” ungkap pria dengan ciri khas kepala plontos ini.
 

 

Jadi, selama 31 hari akan ada aksi 'plastic exchange' di 31 banjar. “Satu hari di satu banjar, jadi setiap hari akan ada penukaran sampah plastik,” terangnya. 

 

Hingga saat ini, telah terdaftar sebanyak 16 banjar yang akan melakukan aksi tersebut. “Kami masih mencari 15 banjar lagi yang mau mengadopsi gerakan ini,” jelasnya.
 

 

Momentum hari kemerdekaan diharapkan menjadi suatu gerakan peduli lingkungan yang berkelanjutan. Made Janur bermimpi, gerakan 'plastic exchange' ini menjadi kebiasaan masyarakat Bali. Tujuannya tiada lain, menggugah masyarakat memilah sampah, menjaga lingkungan dari dampak negatif sampah plastik, meringankan beban ekonomi selama pandemi Covid-19, serta memberikan ruang bagi para donatur untuk aktif dalam kegiatan sosial. 

 

“Yang berpenghasilan lebih bisa menyumbang beras, yang memerlukan beras bisa mengumpulkan sampah plastik sebanyak-banyaknya. Yang untung adalah semua, terutama lingkungan akan menjadi bersih,” terangnya. 

 

Made Janur berharap, Bali bisa segera bebas dari sampah plastik. Kedepan, Made Janur juga berniat untuk bekerjasama dengan toko modern agar mengadopsi gerakan ini. 

 

“Akhir tahun ini, saya punya ide setiap warga mengumpulkan sampah di balai banjar. Point sampah dicatat melalui sebuah aplikasi. Misal dapat 10 poin, bisa ditukar dengan beras, minyak, kopi, atau gula di toko modern. Bahan pokok ini bersumber dari dana CSR mereka. Kan memang ada kewajiban untuk itu,” ungkapnya.
 

 

Tidak saja di Gianyar, Made Janur gerakan "plastic exchange" ini menyebar di seluruh Bali. “Mungkin untuk pertama yang bisa dijangkau di Gianyar. Ada beberapa banjar lagi akan menyusul di bulan Agustus. Dari satu banjar mempengaruhi banjar lain, sehingga ada rasa memiliki,” jelasnya. 

 

Dijelaskan, ada sekitar 16 banjar yang sudah tercatat. “Di Desa Lodtunduh ada 8 banjar, Sayan 4 banjar, Pejeng 1 banjar, Tabanan 2 banjar dan Banjar Abianseka, Desa Mas, Ubud,” terangnya.
 

 

Sejak gerakan ini dimulai Mei 2020, hingga kini telah berhasil terkumpul sekitar 20 ton sampah plastik. “Hampir 20 ton sampah sejak awal Mei,” ungkap pemilik rumah makan Moksa di Ubud ini.
 

Sementara Kelian Banjar Kertawangsa, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Anak Agung Gede Sumadya mengatakan sebelum mengadopsi gerakan plastic exchange ini, sampah berserakan dimana-mana. Dan setelah diumumkan sejak seminggu lalu, bahwa 1 kilogram sampah plastik bisa ditukar dengan 1 kilogram beras, warganya mulai antusias memilah sampah. 

 

Bahkan ada yang sampai mengorek-ngorek sampah plastik pinggir jalan, maupun selokan agar cepat mengumpulkan sampah plastik. “Kami tertarik karena sampah plastik jika berserakan banyak ruginya. Sebaliknya, setelah dipilah akan menjadi berkah. Terbukti warga kami sangat antusias, gerakan ini rencananya kami regulerkan,” jelasnya.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami