Ancaman Resesi Ekonomi 2023, Lantas Bagaimana Perekonomian di Indonesia?
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Di salah satu keterangannya dalam jumpa pers beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengatakan bahwa pada tahun 2023 Indonesia harus bersiap menghadapi gelombang resesi ekonomi.
Beberapa bulan belakangan sering terdengar kata resesi di media sosial, berita, maupun diskusi dengan teman. Pembahasan mengenai resesi ekonomi di tahun 2023 menjadi topik hangat diperbincangkan karena suatu isu yang sangat sensitif akan sangat berdampak bagi perekonomian negara apalagi perekonomian masyarakat.
Tapi, sebenarnya apa sih resesi ekonomi itu? Menurut laman OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dari banyak definisi, resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Namun, apabila kita perhatikan sebenarnya saat ini Indonesia sudah mulai merasakan resesi ekonomi, ditandai dengan PHK besar – besaran terhadap karyawan salah satu e-commerce di tanah air. Secara tidak langsung PHK karyawan tersebut disebabkan dari daya beli masyarakat saat ini yang sudah menurun, ditambah lagi dengan harga bahan bakar minyak yang naik menjadi faktor yang mendasari masyarakat untuk lebih baik berhemat dan menyimpan uang mereka ketimbang membeli kebutuhan yang tidak terlalu penting.
Baca juga:
Indonesia 'Cueki' Isu Resesi 2023">95 Persen Masyarakat Indonesia 'Cueki' Isu Resesi 2023
Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.
Adapun faktor paling besar yang menyebabkan Indonesia tidak bisa mengelakkan Resesi Ekonomi 2023 mendatang adalah distribusi barang dan jasa yang ada di masyarakat serta kekuatan uang, seperti baru – baru ini fenomena nilai mata uang Euro turun hampir sama dengan Dollar atau bahkan terkadang nilai Dollar justru lebih tinggi daripada Euro.
Selain beberapa kendala tersebut, terjadinya perang dingin di beberapa negara seperti antara Rusia dan Ukraina juga membuat perekonomian dunia tidak stabil dan akan berdampak kepada semakin cepatnya negara lainnya terutama negara – negara berkembang seperti Indonesia merasakan dampak dari Resesi Ekonomi.
Dampak dari pandemi Covid-19 telah mengubah secara signifikan kebiasaan masyarakat sehingga aktivitas sosial masyarakat kini dibatasi (social distancing). Imbasnya, aktivitas ekonomi mulai terganggu dan berakibat pada pelemahan daya beli serta perlambatan ekonomi. Lalu, dampak dari resesi ekonomi itu apa saja sih?
- Perlambatan ekonomi akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya sehingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi bahkan beberapa perusahaan mungkin menutup dan tidak lagi beroperasi.
- Kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan sehingga investor cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.
- Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.
Pandemi Covid-19 merupakan salah satu pemicu resesi ekonomi di beberapa negara. Bahkan hal ini telah menyebabkan angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin di berbagai negara juga ikut meningkat loh sebagai konsekuensi lesunya perekonomian.
Lalu, bagaimana mempersiapkan kondisi keuangan kita agar dapat meminimalisir dampak dari kemungkinan resesi ekonomi tersebut?
1. Masih ingat dengan rumus perencanaan keuangan 10-20-30-40? Yaa... pastikan 20% dari dana yang digunakan untuk investasi dialokasikan untuk dana darurat pada instrumen yang sangat likuid dan disiplin mempersiapkannya. Semakin besar proporsinya maka akan semakin siap dalam memenuhi kebutuhan di tengah kondisi resesi ekonomi. Perlu diingat bahwa, hal ini sangat penting karena bisa saja kehilangan pekerjaan karena perusahaan tutup.
2. Mulailah untuk mengurangi dan tidak menambah beban-beban pengeluaran seperti utang, jika memungkinkan maka segera lunasi atau jika dirasa masih sangat berat maka segera negosiasikan ajukan ke lembaga jasa keuangannya untuk restrukturisasi. Jangan anggap enteng utang meskipun hanya dari kartu kredit karena kamu tidak akan tahu kondisi keuanganmu ketika resesi ekonomi menerpa.
3. Lihat kembali portofolio investasimu, jika kondisi pasar global sudah mulai menurun maka segeralah atur ulang portofolio investasimu kedalam bentuk yang lebih aman seperti emas.
4. Hiduplah dengan sewajarnya dan tidak perlu panik! Tetap lakukan konsumsi seperti biasa karena ini bisa membantu ekonomi tetap tumbuh. Ingat konsumsi masyarakat berperan besar pada pertumbuhan ekonomi kita loh! Namun, tetap perlu berkomitmen pada rencana keuangan dengan tetap menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi serta dahulukan kebutuhan. Kurangi pembelian-pembelian sesuatu yang sebetulnya tidak terlalu diperlukan, apalagi sifatnya hanya kesenangan jangka pendek. Gunakan fasilitas asuransi kesehatanmu jika harus berobat sehingga tidak mengganggu likuiditas keuangan.
5. Cermati perkembangan kondisi ekonomi terbaru dan mulailah memanfaatkan peluang disekitarmu yang dapat bernilai ekonomi. Jangan ragu untuk usaha kecil-kecilan jika dirasa kondisi keuanganmu masih lemah, karena kamu jelas butuh tambahan penghasilan untuk menopang keuangan keluarga. Ingat kata ilmuwan Albert Einstein “in the midst of every crisis, lies great opportunity”
Maka kesimpulan dari pembahasan diatas, sudah siapkah jika negara kita kemungkinan terburuknya harus menghadapi resesi ekonomi? Nah siap tidak siap, kita tetap harus memiliki persiapan jika skenario buruk tersebut terjadi dan menimpa ekonomi negara kita, meskipun kita selalu berharap skenario terbaik lah yang terjadi ya.
Pesan dari penulis tetap optimis, ingat resesi adalah bagian dari siklus bisnis atau ekonomi, bagaimanapun kita harus melewatinya dan melakukan recovery secepat mungkin. Percayalah badai pasti berlalu, karena pelangi akan muncul setelah hujan bukan?
Oleh Yossy Berlan Novitasani Wiyono
Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Robby
Reporter: bbn/opn