Literasi finansial masyarakat Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara berkembang lainnya. 

Hal tersebut dibuktikan secara faktual melalui survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebut bahwa literasi finansial di tanah air baru mencapai angka 40% pada tahun.

Salah satu bukti konkret yang menunjukkan keterbatasan literasi finansial di Indonesia adalah ketidaktahuan masyarakat tentang berbagai produk perbankan, termasuk rekening giro.

Sebenarnya, simpanan giro adalah produk perbankan umum yang dapat digunakan Warga Negara Indonesia (WNI), Warga Negara Asing (WNA), badan usaha, maupun institusi lain yang berstatus sah di mata hukum. Jika kamu belum memahami pengertian giro, manfaat, dan perbedaannya dengan tabungan, mari simak ulasan berikut ini agar wawasanmu tentang literasi finansial makin bertambah.

Apa Itu Giro?

Giro adalah istilah untuk menyebut surat perintah yang dikeluarkan nasabah agar lembaga keuangan (bank) tempat menabung bisa melakukan proses transfer (pemindahbukuan) sejumlah dana dari rekening si nasabah ke rekening tujuan. Informasi mengenai jumlah dana yang dipindahkan serta akun rekening tujuan dimuat secara jelas dalam bilyet giro.

Dengan kata lain, dana yang terdapat dalam rekening giro bisa ditambah dan diambil sesuai perintah si pemilik rekening. Rekening giro terdiri dari 3 elemen penting, yaitu:

• Tanggal terbit: tanggal saat giro terbit tetapi belum bisa digunakan.
• Tanggal efektif: tanggal ketika uang di rekening giro dapat dicairkan.
• Tanggal jatuh tempo: tanggal batas pemindahan atau penggunaan dana. Selanjutnya, pemindahan atau penggunaan dana tidak dapat dilakukan jika sudah melewati tanggal jatuh tempo.

Berapa Saldo Giro Wajib Minimum yang Harus Dimiliki?

 
Setoran rekening giro untuk perorangan minimal Rp 250.000, sedangkan setoran perusahaan minimal Rp 500.000. Selain menetapkan syarat berupa saldo awal, giro juga dikenakan biaya administrasi sebesar 1% hingga 2% dari nilai saldo terendah yang ditetapkan bank. 

Pada umumnya, giro lebih banyak digunakan oleh perusahaan dibandingkan nasabah perorangan karena dapat mendukung aktivitas transaksi yang berkisar antara puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Mengenal Perbedaan Giro dan Tabungan

 
Beberapa perbedaan antara tabungan biasa dan tabungan giro adalah sebagai berikut:

1.    Media Penarikan Dana

Proses penarikan dana dari tabungan biasa dapat dilakukan melalui bank atau ATM dengan batasan jumlah tertentu Jika menarik dana tabungan dari ATM, kamu hanya perlu membawa kartu ATM saja. Sebaliknya, penarikan dana dari simpanan giro hanya dapat dilakukan di bank pada jam kerja dengan menggunakan bilyet giro.

2.    Jumlah Dana yang Ditarik

Bank membatasi jumlah penarikan dana dari tabungan biasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Misalnya, ada jenis tabungan yang hanya bisa melakukan penarikan dana maksimal 20 juta rupiah per hari. Aturan tersebut ternyata tidak berlaku pada simpanan giro. Kamu bebas menentukan jumlah dana yang akan dipindahkan sesuai kebutuhan transaksi. Proses pemindahbukuan melalui giro dapat dilakukan secara langsung, tidak melalui transaksi berkali-kali seperti tabungan biasa.

3.    Segmentasi Pasar

Tabungan biasa dan giro jelas memiliki segmentasi pasar yang berbeda. Faktanya, tabungan biasa lebih cocok untuk mendukung aktivitas finansial individu yang jumlah transaksinya tidak terlalu besar, misalnya penarikan gaji, transfer antar bank, atau pemindahan dana ke akun e-wallet. Sementara itu, penggunaan giro lebih efektif untuk mendukung transaksi perusahaan dengan nilai yang sangat besar karena prosesnya lebih praktis.

4.    Fleksibilitas Transaksi

Untuk urusan fleksibilitas, tabungan biasa lebih unggul untuk transaksi kecil karena prosesnya berlangsung secara fleksibel. Bahkan, kamu bisa melakukan transfer uang kapanpun dan di manapun via internet banking atau mobile banking. Sebaliknya, transaksi melalui giro patut direncanakan secara matang berdasarkan tanggal terbit, tanggal efektif, dan tanggal jatuh tempo giro.

5.    Waktu Transaksi

Waktu yang dibutuhkan untuk transaksi dengan tabungan biasa tentu jauh lebih fleksibel dibandingkan tabungan giro. Kamu bisa mengunjungi ATM terdekat yang sedang sepi pengunjung jika ingin melakukan penarikan dana di tabungan. Kemudahan tersebut tidak dapat dirasakan pemilik rekening giro sebab transaksi wajib dilakukan di kantor cabang bank terdekat dan membutuhkan syarat mutlak berupa bilyet giro.

6.    Laporan Keuangan kepada Nasabah

Nasabah tabungan biasa tidak menerima laporan transaksi secara khusus ke bank. Laporan dapat diperoleh dengan memeriksa mutasi rekening via mobile banking atau internet banking, melakukan print buku, atau mengajukan pencetakan rekening koran ke bank. Berbeda dengan nasabah tabungan biasa, pemilik simpanan giro akan memperoleh laporan berupa rekening koran yang berisi riwayat transaksi bulanan. Laporan tersebut akan dikirimkan ke rumah atau kantor sesuai dengan alamat yang kamu cantumkan ketika membuat rekening giro.

7.    Tingkat Keamanan

Meskipun transaksi tabungan biasa lebih praktis karena bisa dilakukan via ATM, hal tersebut lebih rentan memicu tindak penipuan, perampokan, atau aksi kriminal lainnya. Risiko keamanan justru lebih rendah bagi para pemilik giro sebab proses pencairan dananya harus langsung dilakukan di bank.

Jadi, apakah kamu termasuk orang yang membutuhkan rekening giro? Jika sering melakukan transaksi bernilai besar yang berkaitan dengan bisnis atau pekerjaan, jangan ragu membuka tabungan giro dan produk keuangan lainnya.