search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Erick: FIFA Pertanyakan Keseriusan Transformasi Sepak Bola Indonesia
Senin, 10 April 2023, 15:49 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Erick: FIFA Pertanyakan Keseriusan Transformasi Sepak Bola Indonesia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan FIFA mempertanyakan keseriusan Indonesia dalam melakukan transformasi sepak bola.

Transformasi yang dimaksud adalah niatan Indonesia memperbaiki diri sejak 2016, setelah sanksi pembekuan keanggotaan dicabut FIFA. Presiden FIFA Gianni Infantino ingin Indonesia serius.

Itu disampaikan Erick setelah bertemu dengan Infantino di Paris, Prancis. Ini adalah kali ketiga Erick bertemu FIFA untuk mengurus tiga hal krusial yang terjadi sejak 2015.

Pada 2015, Erick bertemu dengan Infantino karena ditugaskan Presiden Joko Widodo [Jokowi] agar sanksi FIFA untuk Indonesia dicabut. Erick yang saat itu merupakan presiden klub Inter Milan menerima tawaran tersebut.

"Presiden [Jokowi] menulis surat waktu itu kepada presiden Gianni. Poin-poinnya akan mentransformasi sepak bola Indonesia. Pembinaan pemain diciptakan dari bawah," kata Erick.

Setelah sanksi dicabut, sepak bola Indonesia kembali berjalan, tetapi ide transformasi yang sempat ditawarkan tidak berjalan optimal hingga terjadi Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022.

Seusai tragedi yang menelan 135 korban jiwa ini Erick kembali diutus Presiden Jokowi. Presiden berharap Indonesia tak disanksi FIFA dan Indonesia didampingi dalam mentransformasi.

Erick lantas terbang ke Zurich, Swiss, untuk menemui Infantino, tetapi lantas diminta terbang ke Doha, Qatar. Saat itu Infantino sedang dalam fase sibuk menjelang Piala Dunia 2022.

"Di situ presiden Gianni bicara bahwa, 'Ya, saya mau bantu sepak bola Indonesia. Masih dengan komitmen yang dulu, tetapi Indonesia sendiri mau enggak berubah?'," kata Erick meniru ucapan Gianni.

"Di situlah saya coba meyakinkan kalau bisa FIFA mendampingi transformasi ini," ucap lelaki yang menjabat sebagai menteri BUMN tersebut dalam wawancara dengan Liputan6.

Terakhir Erick bertemu lagi dengan FIFA dengan status sebagai ketua umum PSSI. Kali ini Erick datang untuk mengurus status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang akhirnya dicabut.

"Lalu kemarin kejadian lagi. Itu menurut saya yang paling berat. Saya duduk berdua dengan presiden Gianni di Doha, satu meja, tidak ada siapa-siapa. Beliau menyampaikan, 'Dulu kamu datang sebagai sahabat saya dan ada surat dari pemerintah ingin transformasi. Saya yakini itu. Lalu kamu datang lagi sebagai menteri, wakil resmi pemerintah dan kita bersepakat transformasi ini dilakukan. Makanya FIFA punya komitmen buka kantor di sini [Indonesia]. Sekarang kejadian lagi dan kamu sebagai ketua PSSI, sebagai member saya'," ujar Erick.

"Artinya apa, tentu itu tekanan yang disampaikan bahwa kita sudah sering minta tolong dengan FIFA, tetapi keseriusan kita memperbaiki sepak bola kita belum terbukti," sambung Erick.

Pencabutan status tuan rumah ini membuat Indonesia dalam bayang-bayang sanksi FIFA. Karena itu Erick melakukan upaya agar Indonesia tak dibekukan lagi seperti terjadi pada 2015.

Dalam upaya terhindar dari sanksi itu, Erick membawa blue print sepak bola Indonesia dengan nama Garuda Mendunia. Blue print ini merupakan konsep jangka pendek dan panjang.

"Di situ ada data-data ekonomi, karena banyak sekali argumentatif disampaikan. Saya dengan presiden Olimpiade Thomas Bach, IOC, kebetulan saya IOC member. Kenapa ekonomi Indonesia naik tetapi prestasi olahraganya turun, bahkan stagnan. Ini salah satu kunci juga bahwa kita lack of management, kekurangan manajemen dan komitmen," kata Erick.

Berkat blue print itu, sebagai bentuk keseriusan Indonesia mentransformasi sepak bola, Indonesia akhirnya tak disanksi FIFA. Namun PSSI sebagai anggota FIFA tetap mendapat sanksi.

Sanksi yang dimaksud adalah pembekuan dana FIFA Forward. FIFA tidak menetapkan berapa lama dana tersebut dibekukan, tetapi diyakini akan dicabut begitu blue print yang dibuat mulai dijalankan.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami