search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ini Alasan Dinas Kebudayaan Melarang Styrofoam Dalam Lomba Ogoh-Ogoh
Jumat, 2 Maret 2018, 15:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com. Denpasar. Dinas Kebudayaan Kota Denpasar melarang peserta yang mengikuti lomba Ogoh-Ogoh untuk tidak menggunakan styrofoam, gabus atau spons karena selain menjaga budaya, pada saat proses mengulat tiing (bambu) tercermin sifat gotong royong.
 
[pilihan-redaksi]
Selain itu, menurut Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram proses yang harus dilakukan pada saat membuat Ogoh-Ogoh akan menjadi ajang pergaulan dan tukar pikiran tentang teknik dan sesuai dengan filosofi agama Hindu. 
 
Larangan itu merupakan salah satu kriteria dalam lomba Ogoh-Ogoh. Adapun kriteria lainnya yang harus dipenuhi diantaranya harus dibuat dengan bahan ramah lingkungan seperti ulat-ulatan bambu,kayu, kertas, guungan, gedeg, rotan, atau penyalin.
Untuk ketinggian ogoh-ogoh diatur minimal 3 meter dan maksimal 5,5 meter diatas permukaan tanah/lantai. 
 
[pilihan-redaksi2]
Sedangkan kawat jaring hanya boleh digunakan pada aksesoris kamen, saput, selendang, dan rambut. Dan karet sandal hanya boleh pada gelang, kamen. dan bandong.  
 
Mengingat Pemerintah Kota Denpasar sangat komit terhadap ekonomi kreatif berwawasan budaya, Ngurah Mataram mengaku memberikan bantuan sebesar Rp 3,5 juta semua masyarakat untuk pengembangan ekonomi kreatif salah satunya pembuatan ogoh-ogoh ini.(bbn/rlsdps/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami