Menyulap Biji dan Kulit Rambutan Jadi Teh dan Emping Tolang Buluan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Sekelompok mahasiswa yang tengah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram (Unram) di Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat memanfaatkan desa yang dikenal dengan desa buah tersebut, untuk memberikan pelatihan terhadap warga setempat.
Inovasi yang dilakukan, menjadikan sisa biji dan kulit rambutan menjadi bernilai ekonomi yang mampu dipasarkan oleh warga. Yakni mengolah limbah biji dan kulit rambutan menjadi Emping Tolang Buluan dan teh Chalitan.
Ketua KKN Terpadu Unram, Doni, mengatakan ide pengelolaan limbah biji dan kulit rambutan ini setelah melihat banyaknya pohon rambutan di Karang Bayan.
Saat pelaksanaan KKN ini, bertepatan pula dengan musim rambutan tiba. Banyak limbah kulit dan biji rambutan berserakan di mana-mana.
"Padahal biji dan kulit rambutan memiliki manfaat yang luar biasa,” kata Doni, Selasa (24/1).
Dijelaskan, manfaat biji rambutan adalah untuk mencegah hipertensi, menurunkan kadar kolesterol, dan lainnya. Sementara kulit rambutan bermanfaat untuk mengobati diare, disentri, demam, menurunkan kolesterol. Sayangnya masyarakat masih belum mengetahui hal tersebut.
Untuk menjadikan biji rambutan menjadi emping tidak terlalu sulit. Mula-mula biji rambutan dibersihkan dan direndam selama satu hari dalam air garam.
Setelah direndam, biji rambutan ditiriskan, dan disangrai. Biji rambutan yang telah disangrai digeprek atau dipipihkan.
Tahapan selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari. Biji rambutan yang sudah kering digoreng dengan api kecil kemudian diberi aneka rasa seperti karamel, sapi panggang, pedas manis, dan balado.
Sekretaris KKN Terpadu Unram Desa Karang Bayan, Vina, juga menjelaskan untuk membuat teh kulit rambutan atau yang disebut Chalitan, mula-mula dengan membersihkan kulit rambutan.
Kulit rambutan dibersihkan dengan memangkas bulu-bulu dan bagian putih dalamnya. Selanjutnya kulit rambutan dipotong kecil-kecil dan dibersihkan dengan air mengalir. Usai dibersihkan, potongan kulit rambutan tersebut direndam selama 24 jam dan dijemur hingga kering.
"Kulit rambutan yang sudah kering direbus selama 2-3 menit dalam air mendidih dan jadilah teh rambutan," urai Vina.
Menikmati Chalitan ini bisa secara original atau ditambah gula aren, gula putih, maupun madu. Konsumsi Chalitan ini pun disarankan tidak boleh berlebihan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Proses pembuatan Chalitan dan Emping Tolang Buluan disosialisasikan kepada masyarakat dan akan dilakukan pendampingan dalam produksi sehingga produk Chalitan dan Emping Tolang Buluan menjadi produk kreatif masyarakat Karang Bayan.
Editor: Robby
Reporter: bbn/lom