search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
NGO Bali Luncurkan Situs ‘World Silent Day’
Jumat, 28 Desember 2007, 17:18 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kampanye untuk menjadikan Nyepi sebagai upaya dalam mengurangi emisi perlu dilakukan dengan menggunakan bahasa yang lebih universal. Demikian dijabarkan pada diskusi akhir tahun yang diadakan Kolaborasi NGO (Non Govermental Organization) Bali untuk Keadilan Iklim di Denpasar Bali, Jumat (28/12).



Salah satu bahasa yang digunakan adalah dengan menggunakan istilah ‘World Silent Day’, untuk mengkampanyekan Nyepi di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu tokoh spiritual Bali, Ida Pedanda Sri Bhagawan Dwija Nawa Sandi, mengatakan bahwa harus dibedakan antara makna Nyepi yang ada di masyarakat Bali dengan ‘World Silent Day’ yang dikampanyekan.



“Kalau Nyepi dimaknai sebagai salah satu aspek spiritual agama Hindu, maka ‘World Silent Day’ tidak menyinggung aspek spiritual, tapi lebih ke ekologi,” kata Bhagawan.


Lanjut Bhagawan, kalau memakai istilah-istilah yang hanya dimengerti oleh orang Bali, kampanye itu sendiri akan susah dipahami makna dan tujuannya. Bahkan, akan menuai tentangan dari agama lain.

Kampanye Nyepi sebagai upaya mengurangi emisi ini sendiri sudah dilakukan pada saat United Nation Framework Convention for Climate Change (UNFCCC) di Nusa Dua 3-15 Desember lalu. Pada saat itu, delegasi dari Kolaborasi NGO Bali untuk Keadilan Iklim melakukan lobi agar isu Nyepi bisa masuk pada konferensi yang diikuti sekitar 10 ribu peserta tersebut.

Hira Jhamtani, aktivis Kolaborasi NGO Bali, mengatakan lobi itu dilakukan agar film tentang Nyepi bisa diputar di pembukaan sidang UNFCCC. Lobi itu bisa berhasil dengan diputarnya film tentang Nyepi setelah sambutan gubernur Bali, Dewa Beratha.

“Sayangnya, gubernur sendiri malah sama sekali tak menyinggung isu Nyepi dalam pidatonya,” ungkap Hira.

Pemerintah Indonesia pun, lanjut Hira, terlambat untuk merespon ide pelaksanaan Nyepi ini sebagai usaha mengurangi emisi terkait isu perubahan iklim. Sampai saat ini belum ada sikap resmi Indonesia untuk mengadopsinya.

Salah satu agar isu Nyepi bisa diadopsi UNFCCC adalah dengan dukungan tanda tangan 10 juta masyarakat. “Meski tidak diadopsi oleh negara mana pun, asal ada 10 juta kita bisa mendesak agar dibahas. Karena itu perlu dukungan massif dari masyarakat atau satu negara,” kata Hira.



Dalam rangka menggalang dukungan itu pula, maka kampanye tentang world silent day pun dilakukan melalui website. Arief Budiman, praktisi periklanan di Bali yang menggagas website ini, mengatakan website ini pada dasarnya merupakan usaha besar untuk mewujudkan ide besar.



“Menurut saya lewat website lah kita bisa bagi ide ini secara mudah dan murah,” kata Ayip, panggilan akrabnya.

Website www.worldsilentday.org itu sendiri saat ini sudah berjalan. Dalam diskusi itu disepakati website ini sebagai bagian dari kampanye global internasionalisasi Nyepi. (ags/*)

Reporter: bbn/sas



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami