Renovasi Kumbasari Dinilai Lamban
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Renovasi Pasar Kumbasari memang masih menyisakan waktu yang sangat lama. Namun demikian, lambannya proses pengerjaan pasar ini menuai keluhan dari sejumlah pedagang yang berjualan di pasar seni yang sempat terbakar setahun silam ini. Selain disebabkan oleh lambannya proses renovasi, kurangnya lahan parkir dan maraknya calo di pasar ini juga menjadi keluhan tersendiri.
Beberapa pedagang yang ditemui Beritabali.com di Pasar Kumbasari, Selasa (4/3) bahkan mengaku omzetnya terjun bebas, mencapai 90%. Jika sebelumnya mereka bisa meraup laba hingga Rp. 5 juta per hari, kini mereka hanya bisa mendapat untung kurang dari Rp. 50.000 per hari.
Mustafa misalnya. Bapak dua anak yang sehari-harinya berdagang pakaian ini bahkan mengaku omzetnya menurun hingga 95%. Jika sebelumnya ia bisa meraup keuntungan bersih Rp. 2 juta per hari, kini ia hanya mampu memperoleh laba kurang dari Rp. 10.000.
“Dulu sehari berjualan untung saya bisa Rp. 1,5 juta masa. Tapi sekarang dapat Rp. 5.000 saja sudah bersyukur sekali,” keluh Mustafa. Hal senada juga diungkapkan Ayu Artini. Pedagang pernak-pernik khas bali ini mengaku omzetnya turun hingga 90%.“Dulu sehari untung kotornya itu Rp 5 juta.
Tapi sekarang untung bersihnya paling banyak ya Rp. 15.000, kadang Rp. 20.000. Kalau lagi ramai, paling dapat Rp. 50.000,” jelasnya.Menurut Artini, enggannya pembeli mampir ke pasar ini disebabkan oleh minimnya lahan parkir dan maraknya praktek percaloan sehingga mengurangi kenyamanan pembeli.
“Sekarang parkir itu sedikit. Paling hanya cukup untuk parkir pedagang dan pegawai pasar. Selain itu, calo di depan sana (pintu masuk, red) juga banyak. Kalau ada pembeli, mereka langsung mengaku-ngaku punya toko disini, padahal mereka tidak punya. Kalau sudah begitu, kami tidak bisa bilang apa-apa karena kami sering diancam. Harganya juga bisa dinaikkan hingga ratusan persen sama calo-calo itu,” bebernya.
Reporter: bbn/psk