Pelaku Pariwisata Bali Resah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Rencana pemerintah menaikkan harga BBM membuat resah kalangan pelaku pariwisata di Bali. Kenaikan BBM akan membuat biaya operasional meningkat sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada daya beli turis yang datang ke Bali. “Dalam sebuah paket tour yang dijual kepada turis, 60 persen merupakan biaya transportasi. Jadi jika sebuah paket tour dijual seharga Rp 600 ribu, maka Rp 400 ribu merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya transportasi,” kata Ketua DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Nyoman Kandia, kepada Beritabali.com.
Jika harga BBM jadi dinaikkan oleh pemerintah, kata Kandia, akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi dunia pariwisata di Bali. “Akan ada efek domino. Dampaknya akan sangat luas, tak hanya bagi pelaku pariwisata tapi juga akan merembet ke para pengrajin, art shop, dan gerbong bisnis pariwisata lainnya,” kata Kandia. “Jika harga BBM naik, maka biro perjalanan wisata akan menjual paket wisata lebih mahal dari sekarang. Ini praktis akan berpengaruh pada daya beli turis, karena harga paket tour terlalu mahal. Kalau paket tour tak laku karena mahal, maka para guide atau pramuwisata akan kehilangan pekerjaan yang berujung pada pengangguran,” imbuh Kandia.
Harga BBM yang melambung selanjutnya juga akan merembet ke berbagai sektor seperti sentra kerajinan yang minim order karena turis sepi, art shop yang sepi karena daya beli turis berkurang, dan sebagainya. “Kalau boleh, sebaiknya pemerintah menunda dulu kenaikan harga BBM ini. Mohon dicari jalan lain agar BBM tidak naik dulu karena dampaknya sangat besar bagi industri pariwisata Bali. Kalo bisa, pakai uang koruptor dulu untuk mensubsidi BBM rakyat,” pungkas Kandia.
Reporter: bbn/sin