BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com - Jakarta. Pergerakan harga minyak mentah dunia melaju, bahkan mencatatkan rekor baru pasca keputusan OPEC yang memangkas produksi 1,2 juta barel per hari.
Adanya tren ini, bisa jadi musibah bagi masyarakat. Lantaran, PT Pertamina (Persero) punya alasan untuk mengerek naik harga bahan bakar minyak (BBM).
BACA JUGA:
Ditemui di sela-sela Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Jakarta, Selasa (6/12), Direktur Utama Pertamina Dwi Soejipto menyatakan masih mempertimbangkan hal tersebut.
"Sedang kita formulasikan. Belum tahu juga (menaikan BBM). Lihat nanti, apakah anggota OPEC, bagaimana reaksinya. Kan masih belum tahu juga," kata Dwi.
Dwi memperkirakan, harga minyak dunia tidak akan melonjak secara signifikan dalam waktu dekat.
"Nanti kan ketemu keseimbangan baru, tapi enggak mungkin melonjak lebih cepat. Keseimbangan 50 hingga 60 dolar AS per barel," katanya.
BACA JUGA:
Terkait dengan program bbm satu harga, Dwi memastikan bahwa program tersebut masih akan jalan terus meskipun harga minyak dunia terus naik.
"Enggak-lah, entar kan ada formulanya tersendiri. Mekanismenya subsidi silang," tandasnya. [bbn/idc/wrt]
