search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ada Ratusan King Cobra Bersarang di Kecamatan Selemadeg
Rabu, 15 Maret 2017, 22:00 WITA Follow
image

bbn/nod

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

BeritaBali.com, Tabanan. Ular King Cobra  dengan panjang 2,5 meter hebohkan warga Banjar Selemadeg Kelod, Desa Selemadeg, Kecamatan Selemadeg, Tabanan , Rabu ( 15 Maret 2017). Ular dengan belang belang di badan dan ada bintik-bintik hingga ekornya itu dilihat  sedang asik memangsa ular jenis piton di atas pohon pinggir jalan.
 
King cobra tersebut pertama kali dilihat oleh  Made, seorang anak warga banjar setempat yang sedang melintas di jalan tersebut. Namun tak berselang lama ular dengan bisa mematikan itu berhasil ditangkap oleh I Wayan Yudiartana ( 34) pawang ular  Bali Reptil Rescue.
 
Yudiartana asal Bajar Antagana, Desa Tiyinggading, Kecamatan Selemadeg Barat, ketika dihubungi membenarkan telah menangkap seekor ular king cobra di Banjar Selemadeg Kelod, Desa Selemdeg, Kecamatan Selemadeg, Tabanan.  
 
Saat itu ia ditelpon oleh warga setempat yang menyebutkan ada seekor ular king cobra. Ia langsung turun ke lokasi bersama empat orang Crew Bali Reptile Rescue dari Denpasar dan Negara. 
 
“Saat itu ular King Cobra ini sedang memangsa sesama ular jenis piton,” jelasnya.  
 
Setelah berhasil ditangkap, king cobra itu akan ditaruh di kandang terlebih dahulu selama satu minggu. Selanjutnya dibawa ke penangkaran Bali Barat milik pemerintah. 
 
“Kita tidak mungkin membunuh, namun kita berusaha mengurangi di daerah kita ini,” jelasnya lagi.
 
Ia menambahkan, Kecamatan Selemadeg memang basis dari Ular King Cobra dan selama lima tahun belakangan ini, ada sekitar 300 induk King Cobra yang bersarang di kawasan itu. 
 
“ Kita sudah  berhasil ambil ribuan telur dan induk ular cobra di kawasan Selemdeg,” bebernya.  
 
Telur telur yang diamankan ditetaskan kemudian dibawa ke penangkaran di Bali Barat. Sedangkan induk dengan panjang 3 meter sebelum dilepas di penangkaran bali barat ditampung dulu. 
 
“Musim kawin King cobra setiap bulan September, pada bulan November ular berbisa mematikan itu mencari tempat yang aman untuk menaruh telur yang kemudian menetas,” pungkasnya. [bbn/nod/psk]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami